Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Modal Lengkap Napoli, Si Penyihir Bukan Pemimpi

By Minggu, 6 Desember 2015 | 10:35 WIB
 Pelatih Napoli Maurizio Sarri memberikan isyarat saat pertandingan Serie A antara Hellas Verona FC dan SSC Napoli di Stadio MarcAntonio Bentegodi, Verona 22 November 2015
GETTY IMAGES/GETTY IMAGES
Pelatih Napoli Maurizio Sarri memberikan isyarat saat pertandingan Serie A antara Hellas Verona FC dan SSC Napoli di Stadio MarcAntonio Bentegodi, Verona 22 November 2015

Pada Desember 2011, Maurizio Sarri dipecat oleh Sorrento, klub Lega Pro Prima atau kompetisi level ketiga di Italia. Nyaris empat tahun kemudian, ia membawa Napoli ke puncak klasemen Serie A.

Latar belakang Sarri, yang lebih sering menukangi klub-klub divisi bawah, membuatnya kerap dipandang sebelah mata. Kritik pedas sudah muncul pada awal musim ini dari legenda terbesar Napoli, Diego Maradona.

"Sarri tidak layak melatih Napoli. Dia seperti mendapatkan hadiah besar dengan berada di kursi pelatih," ucapnya pada September.

Kritik Maradona muncul karena Napoli cuma meraih dua poin dari tiga pekan perdana, tanpa kemenangan, dan "stabil" di posisike-14. Hanya butuh waktu dua bulan bagi Sarri guna membuat sang legenda mengoreksi ucapannya.

Setelah merevisi taktik utama dari 4- 3-1-2 ke 4-3-3, penerus Rafa Benitez mulai Juni lalu itu membawa Napoli meroket.

[video]http://video.kompas.com/e/4638433421001_ackom_pballball[/video]

Sejak pekan keempat, Azzurri tak terkalahkan, memetik sembilan kemenangan, dan cuma kebobolan tiga gol dalam 11 partai liga! Sarri juga membawa Napoli lolos ke tahap gugur Liga Europa dengan rapor sempurna, selalu menang dalam lima partai fase grup.

La Gazzetta dello Sport sampai melabelinya "Sarri Potter" karena dianggap menunjukkan sihir layaknya tokoh fiksi Harry Potter karya novelis J.K. Rowling.

Seimbang

Puncak pertama pencapaian Sarri ialah mengantar Napoli sebagai pemimpin klasemen tunggal Serie A untuk pertama kali sejak 1989/90. Kala itu, I Partenopei merengkuh scudetto terakhir bersama Maradona.

Sarri bisa dibilang punya modal lengkap gua mengikuti jejak skuat legendaris 25 tahun silam. Jika patokannya hasil dalam 14 pekan awal musim, Napoli 2015-16 (9 menang-4 seri-1 kalah) sedikit lebih baik dari skuat 1989-90 (8-6-0).

Marek Hamsik cs. juga amat seimbang. Mereka punya predator tersubur di liga, Gonzalo Higuain (12gol), dan secara keseluruhan menjadi tim tertajam ketiga (26) setelah Roma (29) dan Fiorentina (27). Di belakang, Napoli dan Inter berstatus pemilik pertahanan terbaik karena baru kebobolan sembilan kali.

[video]http://video.kompas.com/e/4638190248001_ackom_pballball[/video]

Kelayakan I Vesuviani sebagai calon kuat juara sudah tampak pula pada superioritas rekor duel sesame tim besar. Dalam putaran I musim ini, tinggal Roma yang belum mereka kalahkan. Meski semua faktor tampak memihak Sarri, ia tak mau terlena.

"Kami baru punya 31 poin. Jumlah itu bahkan belum cukup membuat tim terhindar dari degradasi. Saya bukan pemimpi dan para pemain tahu kaki mereka harus tetap memijak bumi," ucap mantan karyawan bank itu kepada Gazzetta.

Penulis: Beri Bagja

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X