JAKARTA, JUARA.net – Operator Piala Jenderal Sudirman, Mahaka Sports and Entertainment sejauh ini berhasil menggelar turnamen tanpa masalah. Namun, CEO Mahaka, Hasani Abdulgani, mulai geram dengan kritik yang kerap dilayangkan pelatih terkait wasit yang bertugas.
“Ada saja wasit yang mengeluh mengenai keputusan wasit. Saya pikir mereka belum bersikap dewasa. Beberapa pelatih belum bisa menerima bahwa wasit juga manusia,” tutur Hasani, saat dihubungi Juara.net, Rabu (25/11).
Dia mengaku beberapa wasit yang operator pakai tidak sesuai dengan yang diharapkan. “Masih ada saja wasit yang belum siap secara fisik. Ada juga wasit yang terlalu berani mengambil keputusan, tanpa memastikan peristiwa pelanggaran,” katanya.
Namun, Hasani menilai, pelatih profesional seharusnya dapat membedakan keputusan wasit yang disengaja untuk membela salah satu tim, atau semata-mata menjadi kecerobohan mereka.
“Selama saya memantau turnamen ini, wasit salah mengambil keputusan karena kecerobohan mereka. Wasit-wasit itu sama sekali tidak terlihat untuk membela salah satu tim,” ujar Hasani.
Wasit memang kerap menjadi bulan-bulanan pelatih saat mengalami kekalahan. Keputusan wasit selalu menjadi kontroversi di sejumlah pertandingan yang digelar Mahaka.
Salah satunya, saat babak perempat final turnamen Piala Presiden berlangsung. Saat itu, Bonek FC melakukan aksi walk-out karena menilai wasit berpihak pada lawan mereka, Sriwijaya FC.
Maka itu jika berkesempatan menggelar turnamen lagi, Mahaka akan membuat satu regulasi untuk meminimalisir adanya keluhan dari wasit.
“Misalnya kami akan mendenda pelatih yang mengeluh soal kepemimpinan wasit tanpa bukti,” katanya.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | juara.net |
Komentar