Setidaknya selama hampir sebulan terakhir, Gianluigi Donnarumma bak hidup di alam mimpi, terhitung sejak ia melakoni debut di tim senior bersama Milan.
Siapa yang menyangka kiper masih berusia 16 tahun dapat menjadi kiper utama untuk klub yang memiliki sejarah hebat seperti AC Milan?
Sejak awal 2015-16, Donnarumma hanya tahu dirinya berstatus kiper ketiga Si Merah Hitam, di belakang Diego Lopez dan Christian Abbiati.
Namun, performa tak meyakinkan Lopez mengubah segalanya. Eks kiper Real Madrid itu gagal membuat clean sheet dan kebobolan 14 gol dalam delapan laga Serie A 2015-16.
Pelatih Milan, Sinisa Mihajlovic, memutuskan Donnarumma bermain pada pekan kesembilan liga kontra Sassuolo (25/10). Hasilnya, Milan menang 2-1.
Sejak saat itu, Donnarumma menyandang status penjaga gawang nomor satu di Milan.
Tampil empat kali di Serie A musim ini, ia cuma menderita dua gol, membuat dua clean sheet, dan membantu Milan menang tiga kali dan imbang sekali.
Berkat performa impresif tersebut, Donnarumma digadang-gadang sebagai penerus kiper nomor satu tim nasional Italia saat ini, Gianluigi Buffon (37).
Donnarumma berpeluang menghadapi Buffon untuk pertama kalinya sebagai lawan saat Milan menyambangi rumah Juventus (21/11).
Kepada La Gazzetta dello Sport, Donnarumma mengisahkan pencapaiannya di Milan saat ini dan label sebagai suksesor Buffon di Italia.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BOLA Sabtu edisi 3 |
Komentar