November lalu, Santiago Bernabeu luluh lantak dihantam badai. Tapi, seperti ujar-ujar yang dipegang teguh kaum optimistis, selalu ada pelangi selepas badai.
Badai yang dimaksud tak lain kekalahan kandang 0-4 kontra Barcelona. Itulah salah satu kekalahan terburuk yang pernah dialami Madrid sepanjang sejarah.
Moril ruang ganti melorot ke titik nadir.
Kepercayaan terhadap pelatih Rafael Benitez, yang sudah ditentang sejak awal karena dinilai terlalu berorientasi pada pertahanan, kian rendah.
Melihat kondisi runyam itu, Presiden Florentino Perez langsung bergerak. Ia menyatakan dukungan pada Benitez dan meminta sikap serupa dari pemain.
Benitez pun lebih pede setelah melihat Perez ada di belakangnya. Upaya rekonsiliasi digelar.
Seperti dilansir Marca, sang pelatih melakukan beberapa pertemuan dengan tim untuk mengenyahkan segala kesalahpahaman. Bagi Madrid saat ini, kejayaan tim di atas segalanya.
Terbaik
Efek rekonsiliasi terlihat nyata di lapangan. Madrid menyapu bersih lima laga selepas El Clasico. Total 21 gol dihasilkan dalam periode itu.
Kengerian serupa ingin dilanjutkan saat Los Blancos bertandang ke Villarreal pada Minggu (13/12/2015).
Senjata utamanya tentu tak lain trio BBC, yang menyumbang 16 gol dalam periode kebangkitan tim asal ibu kota Spanyol tersebut.
Trisula ini sudah kembali pada grafik terbaik dan punya motivasi khusus di akhir pekan. Cristiano Ronaldo mengaku tak lagi merasakan sakit pada lutut
sebagaimana ia tahan selama tiga bulan terakhir.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BOLA Sabtu |
Komentar