Pelatih Inter Milan, Roberto Mancini, mengkritik kebiasaan wasit Italia yang "ringan" kartu. Menurut Mancini, kecenderungan tersebut memberikan keleluasaan kepada pemain untuk melakukan diving.
Kritik Mancini mengacu pada keputusan wasit Daniele Orsato saat Inter kalah 1-2 dari Napoli, Senin (30/11/2015). Dalam pertandingan tersebut Orsato melayangkan kartu kuning kedua untuk Yuto Nagatomo pada menit ke-44.
Mancini melihat ada kekeliruan saat wasit memberikan kartu kuning pertama pada menit ke-35. Putusan ini, dinilai Mancini, merepresentasikan karakter wasit Italia pada umumnya.
"Italia adalah rumah para pelaku diving karena wasit meniupkan peluit pada kontak pertama. Sebaliknya, di Inggris yang notabene lebih keras, jumlah kartu lebih sedikit," ujar Mancini.
"Ini semua salah. Wasit seharusnya mengurangi tiupan peluit tanpa pengaruh dari publik. Sayangnya, ini selalu menjadi masalah di Serie A," katanya.
[video]http://video.kompas.com/e/4638433421001_ackom_pballball[/video]
Termasuk kasus Nagatomo, Inter sudah mengumpulkan empat kartu merah sepanjang Serie A 2015-2016. Jumlah ini merupakan kedua terbanyak setelah Genoa, yang mengumpulkan tujuh kartu merah.
"Mungkin, permainan fisik membuat kami berisiko menerima kartu. Namun, statistik menunjukkan jumlah pelanggaran kami lebih sedikit. Kami juga tak memiliki pemain yang gemar melakukan diving," tuturnya.
Klaim Mancini berbanding lurus dengan data Whoscored. Inter tercatat hanya melakukan rata-rata 12,5 pelanggaran setiap partai Serie A atau menjadi catatan terendah ketimbang kontestan lainnya.
Baca juga:
Allan: Nagatomo Layak Dapat Kartu Merah
Mancini: Kekalahan Atas Napoli Tidak Mengubah Apapun
[video]http://video.kompas.com/e/4638190248001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | |
Sumber | : | Corriere dello Sport |
Komentar