Dua pemain U-21 Arema Cronus, Junda Irawan (19) dan Dio Permana (20), sedang dalam bimbang. Di satu sisi, mereka senang menjadi starter bagi klubnya tapi di lain hal, mereka hanya digunakan untuk mengakali aturan di Piala Jenderal Sudirman (PJS).
Pelatih Arema, Joko Susilo, hanya memainkan mereka kurang dari 15 menit di dua pertandingan awal.
Tapi di sisi lain, Dio dan Junda senang punya kesempatan untuk menunjukkan kualitas mereka. "Kami pasrah ke pelatih. Tapi pasti ada motivasi untuk selalu tampil lebih baik. Tentang kebijakan diganti paling awal, bagi kami itu tes mental," kata Dio kepada JUARA.net.
Tidak bisa dipungkiri kalau waktu bermain yang diberikan tim pelatih membuat Dio kurang puas.
Bisa dihitung dengan satu jari berapa kali dia mendapatkan bola dalam waktu seperempat jam. Wajar apabila alumnus timnas U-19 besutan Indra Sjafri itu belum bisa menunjukkan performa maksimal.
Akan tetapi, sang pemain ogah menyerah meski klub akan menghadapi Sriwijaya FC pada Minggu (22/11/2015) yang notabene lebih berat dari dua lawan pertama mereka. Sejauh ini Arema menang lawan Persegres (4-1) dan PBR (4-2).
Sebenarnya performa Arema belum maksimal ketika Dio dan Junda bermain. Tim lawan justru melihat keduanya sebagai titik lemah Arema.
Setidaknya, memang terbukti dalam dua pertandingan awal bahwa Arema sukses membobol gawang lawan setelah keduanya ditarik keluar.
Hal itu sebenarnya bisa dimaklumi karena Dio dan Junda jarang dapat kesempatan main sebelumnya. Sehingga mereka butuh waktu untuk merasakan atmosfer pertandingan besar.
"Saya akan coba bermain sebaik-baiknya. Kalaupun tetap diganti lebih awal, itu hak pelatih. Jika demi kebaikan Arema tentu saya bisa terima," kata mantan pemain Persema Malang itu.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | - |
Komentar