Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kasus dengan ISL Hantui Presiden FIFA

By Suryo Wahono - Selasa, 8 Desember 2015 | 09:48 WIB
Logo FIFA yang diambil dari kantor pusat di Zurich, Swiss, pada 9 Oktober 2015.
HAROLD CUNNINGHAM/GETTY IMAGES
Logo FIFA yang diambil dari kantor pusat di Zurich, Swiss, pada 9 Oktober 2015.

Sepp Blatter kembali dihantui skandal masa lalu. Presiden FIFA itu pernah menyangkal mengetahui soal skandal yang terjadi pada 1990-an dan dinyatakan tidak bersalah pada 2013. Akan tetapi, menurut laporan BBC, ada bukti baru yang menyatakan sebaliknya.

Sepp Blatter kini sedang menghadapi investigasi oleh FBI atas tuduhan terlibat suap dengan total nilai 100 juta dolar AS. Suap tersebut dilakukan oleh sebuah perusahaan marketing olahraga International Sport and Leisure (ISL).

Mereka dikatakan telah membayar jumlah tersebut kepada beberapa petinggi FIFA sepajang tahun 1990-an dengan imbalan hak siar televisi dalam turnamen-turnamen yang diadakan oleh FIFA.

Beberapa tersangka lainnya termasuk mantan Presiden FIFA, Joao Havelange, dan mantan anggota Komite Eksekutif, Ricardo Teixeira.

Kendati begitu, Blatter masih bersikeras tidak tahu-menahu tentang suap itu dan memungkinkan Teixeira untuk ikut voting tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Menurut reporter BBC, Andrew Jennings, ia telah melihat surat (sekarang ada di tangan FBI) yang bisa membuat pengakuan Blatter menjadi meragukan.

Surat tersebut ditulis oleh Havelange, yang berisi soal pembayaran dari ISL.

Di dalamnya tertulis bahwa Blatter telah "sepenuhnya mengetahui semua aktivitas" dan "selalu diberitahu". Surat itu diminta FBI dari pemerintah Swiss untuk membantu penyelidikan.

Pada 2010, Blatter pernah ditanya oleh penyidik dari Swiss tentang kasus suap Havelange dan Teixeria dari ISL.

Akan tetapi, pada 2013, Blatter mengatakan kepada Komisi Etika FIFA bahwa dia tak mengetahui perihal tersebut dan kemudian dinyatakan tidak bersalah.

[video]http://video.kompas.com/e/4649552993001_ackom_pballball[/video]


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : BBC


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X