Real Sociedad boleh membanggakan rekor apik mereka di Anoeta ketika berjumpa Barcelona. Namun, saat Camp Nou yang menjadi venue, La Real bak berada di dalam neraka.
Barcelona menyandang status nirkemenangan saat bertamu ke Anoeta dalam enam lawatan terakhir. Rekor Blaugrana tiga kali kalah dan dua kali bermain imbang.
Jika menarik pertemuan abadi sejak kedua kubu berduel di La Liga musim 1927/28, Barca sudah mengalami 28 kekalahan dari total 69 kunjungan ke San Sebastian.
Akan tetapi, Sociedad tampak kesulitan membawa permainan apik mereka pada saat harus mentas di rumah Barca. Situasinya bak langit dan bumi, di mana Sociedad cuma bisa menang tiga kali.
Ketiga kemenangan itu datang pada musim 1978/79 (3-1), 1985/86 (3-2), dan 1990/91 (3-1). Sementara itu, poin terakhir yang berhasil direbut di Camp Nou hadir pada 1994/95, saat keduanya berbagi skor 1-1.
Dengan kata lain, sudah lebih dari dua dekade Sociedad tak mampu mencari jawaban untuk sekadar membawa pulang satu poin.
Karena itu, rasanya tak berlebihan apabila dalam lanjutan pekan ke-13 Primera Division, Sabtu (28/11), Xabi Prieto dkk. diprediksi bakal kembali pulang dengan tangan hampa.
Harus diakui bahwa peruntungan Sociedad langsung membaik setelah petinggi klub mengganti David Moyes dengan Eusebio Sacristan, di mana La Real sukses menekuk Sevilla 2-0.
Daya Ledak
Namun, Barcelona juga sedang bagus-bagusnya. Gelontoran 10 gol dalam dua laga terakhir, 4-0 kontra Real Madrid dan 6-1 versus AS Roma, merupakan bukti dari kedahsyatan daya ledak Blaugrana.
“Ketika Anda melihat pemain memancarkan aura bahagia di atas lapangan, Anda akan ikut senang. Para pemain tahu persis bahwa kami baru melewati sepertiga musim. Bagian terbaik kami masih belum muncul,” ujar Luis Enrique, arsitek Barcelona, di situs resmi klub.
Enrique memang memiliki kebiasaan untuk memunculkan pesan tersembunyi di setiap ucapannya. Di balik rasa puas akan ketajaman timnya, Enrique tak lupa mengingatkan para pemain untuk terus memperbaiki diri.
Maklum, di setiap kemenangan yang sensasional, Barca masih sering memperlihatkan lubang yang cukup menganga. Agresivitas tinggi kerap berbalik menjadi bumerang pada saat diserang balik.
Begitu pula koordinasi di lini belakang pada saat datang umpan lambung menyilang.
Gol Roma yang dicetak Edin Dzeko, misalnya, yang diperoleh melalui tandukan, tanpa adanya pengawalan mumpuni dari kuartet bek Barca.
Imanol Agirretxe bisa mengancam melalui bola-bola atas semodel ini. Akan tetapi, selama barisan depan Barca masih belum berhenti menebar ancaman di muka gawang setiap lawan yang ditemui, kelemahan lini belakang bisa tertutupi.
Trio MNS, lewat total 39 gol yang sudah dikumpulkan, 26 di antaranya di atas rumput La Liga, tampak bakal menambah koleksinya.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BOLA SABTU No. 004/28 November 2015 |
Komentar