Liverpool harus segera memangkas euforia kemenangan atas Manchester City jika ingin perjalanan menuju The Big Four alias 4 besar klasemen mulus. Posisi itu dianggap habitat asli The Reds.
Namun, saat euforia terjadi masalah pun muncul dan terlihat di depan mata. Potensi untuk kembali mendulang angka penuh di Premier League pada pekan depan, Minggu (29/11/2015), menjadi riskan saat menjamu Swansea City.
Pada akhir Oktober, Liverpool juga sukses mengalahkan Chelsea. Tapi, kemudian mereka kalah dari Crystal Palace setelah sempat diselingi laga Liga Europa melawan Rubin Kazan. Usai menghadapi City, Liverpool juga mentas di Liga Europa menghadapi Bordeaux.
Kelelahan bisa menjadi masalah bagi Liverpool, di mana gaya pressing ketat dan serangan kilat yang diterapkan oleh Juergen Klopp mampu membuat lawan tunggang-langgang. Hanya, gaya tersebut memiliki efek samping.
The Reds harus waspada karena gaya bermain seperti ini bisa menggagalkan target mereka menembus empat besar. Apalagi kalau diterapkan pada setiap pertandingan meskipun seolah semangat dan ketajaman mereka telah bangkit di bawah Klopp.
Bisa saja Klopp tidak mengakui, tapi terlihat Liverpool kerap kehabisan tenaga. Permainan berintensitas tinggi ini sangat menguras stamina pemain.
Padahal bukan cuma Liga Europa, jadwal Liverpool juga berpotensi "diganggu" Piala Liga dan Piala FA. Dengan jadwal sepadat itu, siapa pun akan berhati-hati dalam melangkah, termasuk memilih pola permainan.
Stamina jelas menjadi faktor yang harus dipenuhi. Faktor berikutnya adalah kepercayaan diri. Soal ini bisa jadi sudah teratasi. Diakui oleh pemain Liverpool, Klopp mampu menciptakan rasa percaya diri sejak datang ke Anfield.
"Anda bisa lihat perbedaan yang ia berikan. Klopp tak hanya bagus dalam hal taktik, tetapi juga memberikan kepercayaan diri pada para pemain. Anda bisa melihat emosi yang ia tunjukkan di pinggir lapangan," kata palang pintu senior, Martin Skrtel.
Klopp memang seorang pemenang. Bagusnya, dia menunjukkan hal tersebut pada setiap hari di sesi latihan dan ketika pertandingan berlangsung. Sikap ini membuat rasa percaya diri masuk dengan cepat ke urat nadi pemain.
Penulis: Dedi Rinaldi
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.642 |
Komentar