Arsene Wenger menyatakan, Arsenal kerap bertanding melawan banyak klub yang melakukan doping. Dia pun bangga karena tak melakukan hal serupa kepada pemainnya.
Wenger memang sempat menjadi korban pada September 2015, saat Arsenal kalah 1-2 dari Dinamo Zagreb. Setelah pertandingan, gelandang Dinamo, Arijan Ademi, gagal tes doping.
Menurut Wenger, Dinamo Zagreb bukanlah satu-satunya lawan Arsenal tersandung skandal doping.
"Selama 30 tahun menjadi manajer, saya tidak pernah memberikan produk yang bisa meningkatkan performa pemain. Saya bangga terhadap hal itu, tetapi justru bermain melawan tim-tim yang tidak berpikiran sama," kata Wenger.
"Bagi saya, keindahan olahraga adalah ketika setiap orang ingin menang, tetapi hanya ada satu pemenang. Sepuluh tahun kemudian, kami baru menyadari ada orang yang berbuat curang. Selama itu pula, juara kedua menjadi korban," tuturnya.
Bukan kali pertama Wenger melontarkan komentar keras terkait doping. Dua tahun lalu, dia mengkritik aturan tes doping yang cuma berdasarkan tes urin. UEFA langsung menindaklanjuti komentar Wenger dengan menambahkan tes darah.
Kini, skandal doping tengah melanda dunia olahraga Rusia. Badan Anti-Doping Dunia (WADA) sudah merekomendasikan sanksi agar atlet Rusia tak boleh terlibat dalam cabang olahraga atletik level internasional.
Editor | : | |
Sumber | : | Guardian |
Komentar