Mayoritas media nyaris tak pernah memunculkan nama Sergio Busquets sebagai sosok pahlawan Barcelona. Tak seperti figur-figur beken layaknya Lionel Messi, Neymar, Andres Iniesta, atau Luis Suarez. Bukan kurang memiliki kepantasan, tapi murni Busquets memang tak menyukai pemberitaan.
Padahal, jika membicarakan soal kepantasan, bisa dijamin seluruh pelatih di dunia akan mengangguk apabila Busquets dipandang sebagai pemain penuh talenta. Baru-baru ini, seusai kemenangan Barcelona atas Getafe 2-0, Luis Enrique melambungkan pujian anyar buat gelandang bertahan La Furia Roja tersebut.
“Di mata saya, Busquets ialah gelandang terbaik di dunia. Bukan hanya ia punya inteligensi tinggi, tapi juga bisa bermain di banyak tempat. Dia sosok pesepak bola langka, bahkan salah satu pemain dengan atribut paling lengkap di lapangan hijau,” kata pelatih Blaugrana itu di situs resmi klub.
Pada edisi pagi seusai partai pekan ke-10 La Liga itu, Marca, harian yang notabene sangat pro Madrid, memuji Busquets dengan mengatakan bahwa Barca saat ini bermain di bawah kendali pemain 27 tahun tersebut.
Luis Suarez punya pendapat senada. “Busquets sosok cerdas yang bisa membangun serangan dari bawah, mendorong bola ke atas, dan menutup pergerakan lawan. Ia punya inteligensi yang sangat tinggi,” begitu kata bomber Uruguay tersebut.
Busquets merupakan jebolan La Masia yang dipromosikan Pep Guardiola ke tim senior pada 2008/09, musim perdana pelatih Bayern Muenchen tersebut. Di antara deretan pemain yang naik kelas pada musim itu, hanya Busquets yang masih bertahan di Camp Nou. Tak sebatas bertahan, tapi selalu menjadi pilar utama tim meski telah terjadi empat kali pergantian pelatih.
Thiago, rekan seangkatannya, telah hijrah ke Muenchen. Begitu pula Abraham, Xavi Torres, Marc Muniesa, dan Botia. Sementara itu, dari generasi-generasi berikutnya yang berjumlah 35 pemain, cuma tersisa Bartra, Sergi Roberto, Rafinha, Munir, Sandro, dan Masip.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
SUARA KOMUNITAS
Mengikis Kekhawatiran
Di satu sisi kabar absennya Lionel Messi pada saat Barcelona melakoni el clasico melawan Real Madrid nanti mungkin membuat kecewa publik Barca. Namun, kiprah apik Luis Suarez dan Neymar selama sebulan terakhir, pada saat Messi menepi karena cedera lutut, memupus rasa kekhawatiran itu.
Total 13 gol, tujuh dari Suarez dan enam dari Neymar, membuktikan bahwa aspek ketergantungan Barca terhadap Messi sudah mulai terkikis. Walaupun tak seganas dan tak sedominan saat dibela Messi, tapi setidaknya sumbangsih Suarez dan Neymar cukup ampuh untuk mendatangkan kemenangan secara konsisten.
Jika masalah tengah ke depan sudah mulai teratasi, masalah di lini belakang masih agak mengganjal. Untuk kondisi terkini, duet Pique-Mascherano masih yang terbaik. Namun, Enrique perlu mempertimbangkan apakah Sergi Roberto layak didahulukan ketimbang Dani Alves untuk mengisi bek kanan.
Wachid “Bang Melet” Julianto
Dewan Pembina FCBI Jawa Timur
Editor | : | |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.639 |
Komentar