Keterpurukan di tiga turnamen besar pertama membuat Totti penasaran. Dia ingin segera menebus dosa masa lalu dengan mengincar kejayaan di kejuaraan berikutnya, yakni Piala Dunia 2006.
Keinginan Totti hampir saja batal terwujud karena ia mengalami cedera parah di bagian pergelangan kaki tiga bulan sebelum sepak mula. Beberapa media memberitakan ia terancam melewatkan Piala Dunia 2006, bahkan bisa pensiun dini.
Takdir berkata lain. Bermodalkan kekuatan tekad yang besar plus bantuan operasi pemasangan pelat metal di pergelangan kaki, Totti sanggup pulih tepat waktu dan tersedia sepenuhnya buat membela panji Italia.
“Banyak orang berkata bahwa saya tak akan bisa sembuh sebelum sepak mula Piala Dunia 2006. Saya membuktikan karakter masyarakat Roma, yaitu pekerja keras,” ujar Totti sebagaimana dilansir Washington Post.
Kekuatan tekad serta perjuangan Totti berbuah manis. Dia menjelma sebagai salah satu pemain kunci Italia dalam merengkuh trofi Piala Dunia keempat sepanjang sejarah berkat sumbangsih satu gol dan empat assist.
Satu-satunya gol Totti terbilang krusial karena merupakan gol kemenangan atas Australia di babak 16 besar. Dia menjebol gawang lawan melalui eksekusi penalti pada pengujung laga.
Di partai puncak menghadapi Prancis, Totti bersama Andrea Pirlo dan Gennaro Gattuso mampu mengimbangi permainan Zinedine Zidane, Franck Ribery, dan Patrick Vieira. Namanya tercantum dalam daftar 23 pemain terbaik Piala Dunia 2006.
Beberapa saat setelah mencicipi sensasi juara dunia, Totti memutuskan gantung sepatu dari tim nasional. Sebuah momen yang tepat untuk menutup delapan tahun karier bareng Italia di kancah internasional.
(Nicolas Asfouri/AFP)
Komentar