Mengasah tendangan penalti menjadi tantangan penting bagi para pemain Arema Cronus. Hampir setiap menjelang akhir latihan, Ahmad Bustomi dkk berlatih menendang dari titik putih walau tim pelatih tidak memberikan instruksi.
Bustomi jadi yang pertama memulai latihan penalti. Dia sadar betul di Piala Jenderal Sudirman (PJS) setiap hasil imbang langsung dilanjutkan dengan adu penalti.
Pemain lain seperti Arif Suyono, Beny Wahyudi, Gede Sukadana dan banyak lagi pemain lain sontak mengikutinya melakukan tendangan 12 pas. Mereka memperagakan berbagai teknik menendang mulai dari shooting kencang, gerakan tipu, hingga tendangan congkel atau panenka.
"Kami berjaga-jaga karena aturan menyebutkan bahwa setiap laga harus ada pemenang sehingga pertandingan diakhiri dengan adu penalti jika skor sama kuat," kata Bustomi yang juga kapten Arema ini.
Sejauh ini, dua pertandingan Grup B diakhiri dengan penalti, yaitu PSM lawan Mitra Kukar dan Bali United lawan Persipura.
Meski pemain Arema sudah berlatih penalti, sebenarnya mereka tidak ingin mengakhiri pertandingan lewat undian dari 12 pas itu. Cristian Gonzales dkk akan habis-habisan memenangi pertandingan terdekat lawan PBR (16/11/2015) lewat waktu normal.
"Latihan penalti sudah menjadi program dari para pemain sendiri. Tapi, kalau bisa kami harus coba menang dalam waktu normal," kata pelatih Arema, Joko Susilo.
Arema menang telak 4-1 lawan Gresik United pada laga pembukaan (10/11/2015). Hasil itu membuat pemain lebih percaya diri menatap laga kedua lawan PBR.
Para pelatih berharap para pemainnya tidak meremehkan lawan karena saat ini mereka belum memiliki informasi tentang gaya bermain PBR di bawah asuhan Peter Huistra.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Editor | : | |
Sumber | : | - |
Komentar