Kisah bulan April 2015 harus diulang jika Manchester United ingin kembali melumat Manchester City, yang datang ke Old Trafford. Hanya ada satu kata, jangan ada gaya genit.
Pada April 2015 dalam laga Premier League, United mencetak kemenangan pertama atas The Citizens setelah empat kali kalah dalam dua tahun terakhir. Laga keras tersebut berakhir dengan kemenangan United 4-2.
Saat itu tampaknya Louis van Gaal memang tengah butuh masukan sehingga mau mendengar kritik para legenda Setan Merah, terutama para alumni The Class of 1992, seperti Paul Scholes, Gary Neville, Phillip Neville, Nicky Butt, sampai Robbie Savage.
Sebelum laga mereka menyarankan agar United bermain garang. Pasalnya, para legenda tersebut merasa United di tangan Van Gaal terlalu genit, mirip tim anak sekolahan yang terlalu mudah digertak.
Bagi mereka, United telah menjadi tim yang piawai memenangi penguasaan bola, tapi tidak jago memenangi pertandingan. Pemain memainkan bola seperti tim sirkus yang menawan, tetapi tempo berjalan terlalu lambat, terlalu berliku, dan nyaris hanya berputar-putar ketika sampai di lini tengah.
Van Gaal rupanya mendengar saran agar United bermain “keras”. Dipilihlah pemain petarung seperti Marouane Fellaini, Ashley Young, dan Ander Herrera untuk memainkan bolabola liar. Ternyata hasilnya bagus.
Cuma masalahnya sekarang, menjelang laga melawan The Citizens pada Minggu (25/10), Van Gaal tengah diliputi kepercayaan diri usai melindas tim yang ulet, Everton, dengan skor 3-0. Dalam kondisi itu seseorang menjadi rentan untuk percaya diri secara berlebihan.
Apalagi sistem 3-5-2 ala Van Gaal sudah direkam oleh Manajer The Citizens, Manuel Pellegrini. Bagi Pellegrini, sistem yang dikembangkan Van Gaal membuat United bisa bermain cantik, tapi penuh risiko.
Minim Dinamika
Di kepala Pellegrini, pola Van Gaal berpotensi minim dinamika dan lebih mendorong pemain untuk mementingkan penguasaan bola ketimbang menciptakan peluang. Karena itu, Pellegrini semakin yakin timnya harus mengembangkan permainan cepat.
Editor | : | |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.637 |
Komentar