“Sepak bola amat berarti bagi saya karena merupakan kegembiraan, bahkan lebih dari itu. Sepak bola adalah kehidupan.”
Begitulah Francesco Totti memaknai sepak bola sejak lama. Tak mengherankan bila ia kemudian bermetamorfosis dari seorang bocah biasa yang gemar menendang si kulit bundar bersama teman sebaya di kawasan Porta Metronia, Roma, menjadi legenda terbesar klub kebanggaan ibu kota Italia, AS Roma.
Konon, Totti sudah memperlihatkan tanda-tanda bakal menjelma sebagai bintang lapangan hijau saat ia baru 10 bulan berada di dunia. Dia seolah mengenali ‘teman’ terbaiknya meskipun belum bisa berjalan apalagi berlari.
Suatu ketika, keluarganya tengah berlibur di salah satu pantai yang menghadap ke Laut Adriatik. Totti mencengkeram erat sebuah bola sehingga membuat sang kakak, Riccardo, kesulitan mengambilnya untuk bermain di hamparan pasir putih.
Totti memang istimewa dan keistimewaan pria berzodiak Libra itu telah tampak sejak dini. Dia tercatat pernah memperkuat tiga tim lokal, yakni Fortitudo, Smit Tratevere, dan Lodigiani sebelum akhirnya bergabung dengan akademi sepak bola Roma pada 1989.
Proses kepindahan Totti ke Roma berlangsung di luar dugaan mengingat kubu Lodigiani telah mencapai kesepakatan personal dengan akademi sepak bola Lazio. Bakat olah bolannya juga dikabarkan sempat terendus oleh pencari bakat Milan.
Namun, Totti yang waktu itu masih berusia 12 tahun merasa keberatan bila Lodigiani benar-benar mengopernya ke Lazio, yang notabene merupakan rival sekota Roma. Ia enggan berkhianat lantaran satu-satunya klub yang terpatri di hatinya adalah Roma.
Totti tentu akan merasa malu mengingat kumpulan poster pemain sepak bola yang menempel di dinding kamarnya berisikan bintang-bintang Roma era 1980-an semisal Bruno Conti, Roberto Pruzzo, serta Giuseppe Giannini.
Nama yang disebut terakhir merupakan idola sekaligus anutan Totti dalam merintis jalan menuju tingkat profesional. Dia begitu berharap bisa menapaki kesuksesan gelandang berjulukan Il Principe alias Si Pangeran itu di masa depan.
Tak ingin impiannya musnah, Totti lantas meminta bantuan kepada sang ibunda, Fiorella, untuk mendatangi kamp latihan Roma dan berbicara langsung dengan pelatih tim junior, Gildo Giannini.
Editor | : | Indra Citra Sena |
Sumber | : | Tabloid BOLA (Indra Citra Sena) |
Komentar