Neymar da Silva Santos Junior berpeluang meninggalkan Barcelona karena terbelit masalah pajak. Hal itu dilontarkan oleh sang ayah, Neymar Santos Sr.
Kontrak Neymar bersama Barcelona masih berlangsung hingga 30 Juni 2018. Kini, kedua belah pihak tengah melakukan negosiasi untuk pembaruan kontrak.
Akan tetapi, pihak Neymar merasa terganggu dengan penyelidikan terkait kasus dugaan penggelapan pajak. Mereka meminta penyelidikan dihentikan sebagai syarat pembaruan kontrak.
"Kami tak ingin berada di Spanyol selama dua, tiga, empat, lima, atau sepuluh tahun, lalu menyadari ada struktur yang salah. Kami harus mengetahui terlebih dahulu apakah hal ini tepat," kata Neymar Sr.
"Saya tidak ingin membicarakan penganiayaan. Namun, jika tidak mendapatkan situasi nyaman untuk bekerja, kami tak bisa tinggal di Spanyol," tuturnya.
Pada akhir September 2015, pengadilan menyita aset Neymar senilai 31,3 juta poundsterling (sekitar Rp 656 miliar). Tindakan ini diambil menyusul dugaan penggelapan pajak oleh Neymar selama proses transfer dari Brasil ke Spanyol.
Ada juga klaim yang menyebutkan bahwa Neymar mengabaikan pajak hak citra dan kontrak lainnya dengan Barcelona pada periode 2011-2013.
"Hak citra tidak terkait dengan pekerjaannya. Hak citra Neymar merupakan bagian dari sebuah perusahaan di Brasil yang sudah ada sejak 2006. Kami tidak pernah mengalami masalah fiskal sebesar ini di Brasil," ujar Neymar Sr.
Transfer Neymar memang menuai kontroversi. Mantan presiden Barcelona, Sandro Rosell, menyatakan bahwa harga Neymar mencapai 57,1 juta euro. Namun, pengganti Rosell, mengklaim nilainya 86,2 juta euro termasuk biaya tambahan untuk sang pemain dan keluarganya.
Rosell pun mengundurkan diri pada Januari 2014 karena hakim melakukan investigasi terhadap kasus selisih harga transfer Neymar.
Editor | : | |
Sumber | : | Cadena Ser |
Komentar