Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sekjen Jakmania Tulis Surat Permohonan Maaf

By Aloysius Gonsaga - Rabu, 21 Oktober 2015 | 19:40 WIB
Surat permohonan maaf Sekrektaris Jenderal The Jakmania, Febrianto.
KAHFI DIRGA CAHYA/KOMPAS.COM
Surat permohonan maaf Sekrektaris Jenderal The Jakmania, Febrianto.

Sekretaris Jenderal The Jakmania Febrianto menyampaikan permohonan maaf atas tindakannya lewat surat tertulis. Tersangka penghasutan kericuhan final Piala Presiden 2015 tersebut menitipkan surat kepada tim kuasa hukumnya dan Ketua The Jakmania Richard Ahmad di Polda Metro, Rabu (21/10/2015).

Kuasa hukum Febrianto, Muhammad Halim, mengatakan, surat tersebut atas nama pribadi Febrianto. Ia meminta maaf kepada publik dan keluarga besarnya.

"Surat ini atas nama pribadi Febri dan juga Sekjen meminta maaf ke publik, keluarga, Pak Kapolda, Gubernur, merasa tidak nyaman akibat tweet ini," kata Muhammad Halim di Polda Metro Jaya, Rabu (21/10/2015).

Halim juga mengungkapkan bahwa tweet dari Febrianto tak bermaksud untuk memprovokasi kericuhan final Piala Presiden 2015 di Jakarta. Namun, tweet tersebut menjadi provokasi karena ada mention dan berujung perang tweet (tweet war).

"Jika ada pernyataan keras, itu hanya emosi sesaat dan bukan pernyataan sungguhan berasal dari dalam hati. Jadi, tidak bisa membaca tweet dari saat itu, tetapi harus dari awal," kata Halim.

Berikut adalah surat permohonan maaf Febrianto yang ditunjukkan kuasa hukum di Polda Metro. Surat tersebut ditandatangani Febrianto.

"Assalamualaikumm wr.wb Pertama saya ingin menyampaikan perkenankanlah saya Febrianto, Sekretaris Jenderal Jakmania untuk memberikan keterangan terkait dengan insiden Piala Presiden dan proses hukum yang saya hadapi. Kedua, saya ingin menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga saya, keluarga besar Jakmania atas proses hukum yang saya hadapi yang membuat ketidaknyamanan atau hal-haal lain yang menyusahkan selama proses hukum berlangsung. Ketiga, saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada publik Jakarta, Bapak Kapolda dan jajaran Polda Metro Jaya, Gubernur DKI Jakarta dan bagi siapapun yang merasakan ketidaknyamanan dan keresahan atas tweet-tweet saya yang dianggap melakukan provokasi. Dapat saya sampaikan, bahwa saya tidak bermaksud untuk melakukan provokasi, saya tidak menngendalikan atau mendesain insiden-insiden pelemparan yang terjadi dalam kurun pelaksanaan Piala Presiden 2015.

Adapun, terkait dengan pernyataan saya di tweetwar, saya dapat sampaikan klarifikasi sebagai berikut: Pertama, pernyataan saya terkait dengan tolakpersib adalah merupakan bentuk kontribusi dan kritikan saya untuk suksesnya pelaksanaan Piala Presiden 2015. Pada saat itu, saya melihat penolakan yang besar dari elemen JakMania terhadap pelaksanaan Piala Presiden 2015 di Jakarta, khususnya keberadaan Persib di Jakarta, sehingga saya berinisiatif untuk mengingatkan betapa tidak kondusifnya jika pelaksanaan Piala Presiden 2015 di Jakarta. Kedua, saya mengakui bahwa beberapa pernyataan saya dapat menimbulkan persepsi provokatif, hal ini merupakan kekhilafan saya karena tidak menyadari posisi saya sebagai Sekjen JakMania dan. Sesnsitifitas isu yang saya tweetkan.

Namun demikian, beberapa mention yang masuk ke saya, sehingga terjadi saling balas membalas (tweet war). Jika ada pernyataan keras, hal tersebut merupakan emosi ?sesaat dan bukan merupakan pernyataan sungguhan yang berasal dari dalam hati saya. Ketiga, dan merupakan hal paling penting. Saya adalah Bandung dan Bandung adalah saya. Bandung adalah rumah kedua saya, selama kurang lebih 10 tahun saya hidup, belajar dan membina hubungan dengan banyak komunitas di Bandung. Banyak kawan-kawan saya adalah pendukung Persib. Saya tidak mungkin dan tidak ada dalam hati saya untuk mengobarkan kebenciian kepada Bandung ataupun Persib. Saya mengakui persoalan Persib dan Jakmania merupakan persoalan perseteruan yang berakar kuat. Sangat dalam, yang tidak dapat diselesaikan dalam satu malam. Layaknya sebuah kelompok, Jakmania atau Bobotoh ataupun pendukung sepakbola manapun selalu terdapat elemen-elemen garis keras yang terkadang memilih jalan kekerasan untuk mengekspresikan dukungannya terhadap tim sepakbola kesayangannya. Hal inilah yang saya coba ingatkan kepada pihak yang berkepentingan melalui pernyataan-pernyataan di tweet saya, saya melihat kondusivitas Piala Presiden 2015 menjadi tidak kondusif untuk dilaksanakan di Jakarta.

Pernyataan saya di tweeter hanya merupakan sebuah bentuk penyampaian aspirasi dari teman-teman JakMania yang berkeberatan pada pelaksanaan Piala Presiden 2015 untuk diadakan di Jakarta. Namun lagi-lagi saya harus mengakui kekhilafan saya, sebagai Sekjen sudah seharusnya peran saya untuk menyampaikan secara proporsional dan melalui jalur yang benar terkait dengan situasi yang ada. Saya juga mengakui bahwa saya sebagai Sekjen seharusnya tidak cukup hanya menampung aspirasi teman-teman Jakmania, namun juga dapat dengan bijak mengingatkan dan membina teman-teman untuk menyampaikan aspirasinya secara tertib dan sesuai dengan hukum yang berlaku, walaupun harus saya sampaikan bahwa anggota-anggota Jakmania merupakan organisasi cair yang tidak dapat dikendalikan secara total oleh struktur organisasi.

Untuk hal-hal tersebut di atas, perkenankanlah sekali lagi untuk menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga saya, keluarga besar JakMania, Bapak Kapolda dan jajarannya, Bapak Gubernur dan publik Jakarta atas ketidakbijakan dan kegagalan saya sebagai Sekjen JakMania dalam mmemberikan pembinaan terhadap para anggota JakMania, terutama terkait dengan pelaksanaan Piala Presiden 2015. Saya juga ingin menyampaikan bahwa kedepannya, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk membina Jakmania sebagai suporter sepakbola yang baik dan tertib dan menjadikan sepakbola sebagai alat pemersatu bukan memecah belah. Lebih khusus, saya juga akan dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk mengadakan upaya-upaya rekonsiliasi antara The Jak dengan Bobotoh untuk menghilangkan segala perseteruan yang ada agar kami sebagai basis suporter terbesar di Indonesia dapat menciptakan iklim persepakbolaan yang kondusif. Wassalamualaikum Wr.Wb Jakarta, 21 Oktober 2015 TTD Febrianto."


Editor : Ferril Dennys Sitorus
Sumber : kompas.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X