Akhirnya PSSI kedatangan tamu yang sudah lama dinanti-nanti, yaitu FIFA. Bagaimana tidak, sudah sekitar lima bulan PSSI kehilangan aktivitasnya sebagai federasi sepak bola tanpa ada perkembangan yang positif.
Ketua Dewan Kehormatan PSSI, Agum Gumelar, langsung menyambut kedatangan enam delegasi FIFA dan AFC di kantor PSSI. Tak mau ketinggalan, kesempatan itu juga ia pakai untuk mengutarakan konflik yang melibatkan sepak bola Indonesia sejak 2010 hingga saat ini.
Agum menjelaskan bahwa pemerintah terlalu jauh mengintervensi PSSI. Misalnya, kata dia, dengan menerbitkan surat keterangan penghentian kepengurusan PSSI dan membentuk Tim Transisi untuk menggantikan fungsi PSSI.
“Padahal hingga saat ini, FIFA masih menganggap PSSI kepengurusan kami berdiri dengan sah. Sebab, acara Kongres Luar Biasa PSSI di Surabaya menghadirkan perwakilan KONI, AFC, dan FIFA,” ujar Agum, saat memimpin jumpa pers di kantor PSSI, Senin (2/11).
Selain itu, kata dia, pemerintah pun mengintervensi dengan melarang adanya logo PSSI di turnamen-turnamen antar klub Liga Super Indonesia.
“Dengan diperlakukan seperti itu, kami merasa seperti partai terlarang. Padahal semua perangkat pertandingan, merupakan anggota resmi PSSI yang ingin menyertakan logo di seragamnya,” tutur Agum.
Dia menjelaskan, saat ini FIFA dan AFC telah menerima seluruh keluhan PSSI terkait keresahan mereka. Ia berharap, FIFA akan menyampaikan semua laporan tersebut pada Presiden Joko Widodo agar memperoleh solusi untuk segera mencabut sanksi mereka.
Sebelumnya pertemuan itu dihadiri oleh enam perwakilan FIFA dan AFC. Di antaranya yakni Komite Eksekutif FIFA Kozo Tashima, Senior Manajer FIFA James Johnson, Komite Eksekutif AFC Mariano V Araneta, dan anggota Komite Eksekutif FIFA HRH Prince Abdullah Shah.
Sementara itu, selain Agum Gumelar, PSSI juga menghadirkan Ketua Umum La Nyalla Mattalitti, Wakil Ketua Umum Hinca Panjaitan, dan Sekretaris Jenderal Azwan Karim.
Editor | : | Riemantono Harsojo |
Sumber | : | juara.net |
Komentar