Tarikan kampung (tarkam) dipilih para pesepak bola setelah tidak ada kegiatan di kompetisi dan turnamen.
“Paling tidak, kebutuhan hidup tetap bisa terpenuhi dengan ikut tarkam. Saya bersyukur karena mendapat tawaran bermain di mana-mana. Saat libur latihan dan tidak ada pertandingan, saya bisa ikut tarkam,” ujar striker Arema Cronus, Cristian Gonzales.
Namun, pemain tim nasional ini tidak begitu saja menerima tawaran tarkam. Meski bermain di kampung-kampung, dia tetap selektif dan tidak sembarangan dalam menerima ajakan.
“Kami memperhitungkan tempat pelaksanaannya, bobot dari tarkam, dan honor yang ditawarkan. Bukan honornya besar tapi pengelolaannya benar-benar profesional,” ujar sang istri, Eva Gonzales.
Menurut pemain yang akrab disapa El Loco tersebut, pemain sesungguhnya tak ingin bermain tarkam bila kompetisi berlangsung. Artinya, mereka dengan terpaksa bermain dari kampung ke kampung untuk menyambung kebutuhan finansialnya.
“Ini bisa terjadi karena tidak ada kompetisi. Akhirnya pemain ikut tarkam. Kebetulan musim ini banyak tarkam,” ujarnya.
Ditunggu Publik Klaten
Gonzales merupakan sosok yang ditunggu-tunggu oleh warga Klaten. Pemain naturalisasi asal Uruguay itu bahkan tak menyangka bakal mendapatkan sambutan luar biasa di sana.
“Dia menerima tawaran bermain di Klaten karena ingin menghibur masyarakat dan kebetulan para penonton tak berhenti memanggil nama Gonzales. Ini pengalaman baru baginya,” kata Eva.
Hal senada disampaikan pemain lain Arema yang juga ikut tarkam bersama Gonzales di Klaten, Juan Revi.
“Saya bisa mendapatkan rezeki di tarkam. Akan tetapi, tak semua tarkam bisa saya ikuti. Bola latihan klub sudah digelar, jadwalnya pasti padat. Jadi, saya tak bisa menerima semua tawaran," tutur Juan.
Penulis: Gonang Susatyo
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA, Selasa 27 Oktober 2015 |
Komentar