Musim lalu penggemar Inter bakal sangat cemas saban timnya tampil. Hal itu terkait dengan rapuhnya pertahanan I Nerazzurri (Si Biru-Hitam).
Total kemasukan Inter mencapai 48 gol sepanjang Serie A 2014/15. Jumlah itu dua kali lipat dari sang jawara, Juventus (24 gol). Buruknya pertahanan Inter membuat kemenangan sulit didapatkan.
Kini, perasaan itu sudah mulai pudar melihat apa yang telah dikerjakan Inter saat ini. Hingga pekan ke-11, Inter merupakan tim dengan kemasukan paling minim dengan catatan tujuh gol.
Selain cara bertahan tim yang lebih kompak, duet rekrutan di bursa musim panas 2015, Jeison Murillo dan Joao Miranda, tampak menonjol. Performa super kiper Samir Handanovic membuat gawang Inter makin sulit dibobol.
Musim ini Handanovic mencatat tujuh clean sheet, yang merupakan terbanyak di Serie A 2015/16.
Akibat suspensi dan cedera, Miranda dan Murillo baru lima kali main bareng musim ini. Namun, ketika keduanya tampil bersama, Inter hanya kemasukan dua kali.
Gol itu juga bukan akibat kehebatan tim lawan membongkar pertahanan Inter seperti saat kalah 1-4 dari Fiorentina.
Duet Miranda-Murillo kecolongan gol dari aksi keren Antonio Di Gaudio (Carpi) dan Alberto Gilardino (Palermo) dalam situasi bola liar.
"Pertahanan memang penting. Bila Anda tidak membangun fondasi dari bawah, sebuah bangunan akan kolaps," ucap pelatih Roberto Mancini kepada La Gazzetta dello Sports usai mengalahkan Roma 1-0.
Urgensi perbaikan pertahanan yang digeber Mancini pada musim panas ini memang krusial mengingat hampir di setiap liga tim pemenang biasanya memiliki pertahanan terbaik.
Sepanjang sejarah berdirinya klub, Inter punya sejumlah pasangan bek tengah yang melegenda. Setidaknya ada tiga yang menonjol: Aristide Guarneri-Armando Picchi, Riccardo Ferri-Andrea Mandorlini, dan Lucio-Walter Samuel.
Akankah Miranda-Murillo bakal melegenda seperti tiga pendahulu mereka?
Penulis: Anggun Pratama
Duet Bek Tengah Terbaik Inter
Aristide Guarneri dan Armando Picchi
Pasangan ini merupakan pilihan utama Inter era Helenio Herrera pada 1960-1967. Mereka memenangi tiga scudetto (1963, 1965, 1966), Piala Champion (1964, 1965), dan dua Piala Interkontinental (1964, 1965).
()
Komentar