Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kisah Pelatih Persija Bambang Nurdiansyah dan Tim Jakarta, Gerd Mueller Kita

By Riemantono Harsojo - Kamis, 5 November 2015 | 15:11 WIB
Salah satu aksi Bambang Nurdiansyah ketika bermain memperkuat klub Jakarta, Pelita Jaya, di Stadion Lebak Bulus, dalam kompetisi Galatama.
Dokumentasi BOLA/JUARA.net
Salah satu aksi Bambang Nurdiansyah ketika bermain memperkuat klub Jakarta, Pelita Jaya, di Stadion Lebak Bulus, dalam kompetisi Galatama.

Persija menunjuk Bambang Nurdiansyah sebagai pelatih Macan Kemayoran di turnamen Piala Jenderal Sudirman. Mantan striker tim nasional itu sudah tidak asing dengan tim asal Ibu Kota. Mari ikuti kisah kariernya bersama tim asal Jakarta. 

Bambang Nurdiansyah mengawali karier sebagai pemain tim sepak bola bayaran di Jakarta. Arseto adalah klub pertama Bambang di level tim senior. Pada awal masa berdirinya, Arseto memang bermarkas di Kota Jakarta, tepatnya di Stadion Menteng dan Stadion Utama Senayan, sebelum hijrah ke Kota Solo pada tahun 1983.


Seperti dikutip dari Harian Kompas edisi 25 Februari 1979, Bambang bergabung dengan Arseto pada awal tahun 1979. Pemain sayap legendaris timnas, Abdul Kadir, yang mengajak Bambang hijrah dari Surabaya ke Jakarta dan bergabung dengan Arseto. Di Kota Pahlawan, Bambang bermain di klub amatir PSAD Surabaya.


Karier Bambang di PSAD Surabaya "terganggu" oleh keberadaan Joko Malis. Nama yang disebut terakhir adalah rival Bambang untuk mendapatkan tempat di posisi penyerang  di PSAD. Hal sama juga terjadi di Persebaya. Bambang hanya mendapat sedikit kesempatan membela Bajul Ijo, itu pun hanya di turnamen-turnamen seperti Piala Siliwangi dan Piala Surya.


Awal tahun 1979 Bambang menerima ajakan Abdul Kadir bergabung ke Arseto. Baru sekitar dua pekan bergabung dengan klub milik putra Presiden RI Soeharto, Sigit Haryojudanto,  Bambang sudah dibawa mengikuti tur Arseto ke Jawa Tengah dan Yogyakarta.


Dalam tur itulah nama Bambang meroket. Pria kelahiran Banjarmasin itu mencetak tujuh gol dalam delapan pertandingan tur Arseto. Ia bikin hattrick kala melawan Indonesia Muda Yogyakarta, mencetak satu gol ke gawang PSIM, satu gol ke gawang Tidar Sakti di Magelang, dan dua gol ke gawang klub PPP di Solo.

 
Bambang muda pun banjir pujian. Pemain paling senior di Arseto, Abdul Kadir, berkata, "Dia Gerd Mueller kita".     


Harian Kompas pun sampai menayangkan profil tentang Bambang. Pada Kompas edisi Minggu 25 Februari 1979, wartawan Sumohadi Marsis membuat judul: "Mengenal Bambang Nurdiansyah, "Gerd Mueller"nya Arseto".


Gerd Mueller adalah bomber andalan tim nasional Jerman Barat di tahun 1970-an. Dia top scorer Piala Dunia 1970 dan juara Piala Dunia 1974.

Dijuluki Gerd Mueller, Bambang merendah. "Saya belum apa-apa, masih belajar," katanya kepada Kompas saat itu.

 

Apakah Gerd Mueller Arseto mampu memperlihatkan ketajamannya di musim pertama Galatama? Nantikan kisah berikutnya.


Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor :
Sumber : juara.net, arsip Kompas


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X