Baru-baru ini polisi dikabarkan telah menggerebek kantor-kantor Federasi Sepak Bola Malta (MFA). Hal itu terkait tuduhan bahwa Jerman mengamankan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006. Beberapa anggota MFA dituduh menerima suap termasuk Presiden MFA ketika itu, Mifsud.
Media setempat melaporkan bahwa penegak-penegak hukum dari Economic Crimes Unit telah menggeledah arsip-arsip di markas federasi. Mereka mencari dokumen yang mungkin membuka tabir kaitan Malta dengan tuduhan serius tersebut.
Sekjen MFA Bjorn Vassallo mengonfirmasi bahwa ada penggeledahan itu mungkin terkait dengan penyelidikan yang lebih luas, yaitu yang terjadi di beberapa negara yang menghadapi tuduhan yang serupa. Dia mengaku bahwa pihak federasi bersedia bekerja sama untuk membasmi korupsi dari sepak bola.
Polisi menindaklanjuti klaim sejumlah klaim bahwa Franz Beckenbauer, tokoh yang memimpin tim pemohon Jerman, mungkin telah memengaruhi voting anggota-anggota FIFA agar memilih negaranya menjadi tuan rumah Piala Dunia. Bahkan ada dugaan bahwa Beckenbauer secara personal memberikan dana kepada federasi Malta beberapa pekan sebelum Mifsud terpilih pada Juli 2000.
Franz Beckenbauer alleged to have been key player in Malta cash 'bribe' | Daily Mail Online https://t.co/PfYVSqRlUt
— Craig Foster (@Craig_Foster) November 1, 2015
Beckenbauer juga dituduh terlibat dengan pemberian hak siar pertandingan Bayern Muenchen vs Malta (2001) dan federasi di beberapa negara yang punya kekuatan voting. Kontrak siaran diberikan kepada Misfud sebesar 250 ribu dolar AS, sebulan sebelum akhirnya Jerman mengalahkan Afrika Selatan dengan kedudukan 12-11 atas bantuan suara Mifsud.
Akan tetapi, mantan presiden MFA Joe Mifsud mengatakan dalam pengadilan bahwa dia tidak ingat mengapa sampai memutus kontrak dengan agensi televisi asal Swiss, CWL.
Mifsud menyangkal punya kaitan antara dana partai persahabatan Bayern di Malta dengan pengajuan Jerman sebagai tuan rumah Piala Dunia 2006. saat itu Mifsud ada anggota dari Komite Eksekutif FIFA.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Times of Malta |
Komentar