Pada akhir pekan ini, dua pelatih memulai petualangan baru bersama tim anyar mereka di Premier League. Pertama, Juergen Klopp bareng Liverpool. Kedua, ada Sam Allardyce bersama Sunderland.
Barangkali petualangan Klopp dan The Reds (Si Merah) di laga pertama, melawan Tottenham Hotspur di White Hart Lane pada Sabtu (17/10), lebih dinantikan.
Klopp sudah sering disebut media lokal sebagai sosok terbaru paling menarik di industri sepak bola Inggris terhitung sejak kedatangan pertama Jose “The Special One” Mourinho ke Chelsea pada musim panas 2004.
Klopp disambut karpet merah fan Liverpool, tapi ia layak berhati-hati. Sambutan itu bisa berubah drastis seiring hasil pertandingan pertamanya membesut The Reds.
Klopp mungkin memang tak akan dihakimi dari hasil laga perdana semata, tapi ia pantas waspada. Sejarah membuktikan hasil duel perdana pelatih anyar relatif tak bersahabat.
Terhitung sejak Premier League pertama kali bergulir pada 1992/93, pelatih anyar lebih sering kalah di laga perdana mereka!
Fakta ini termasuk menghitung laga pertama pelatih baru sejak awal musim, tak hanya mereka yang bergabung di tengah musim seperti Klopp atau Allardyce.
Opta mencatat cuma 29,2 persen pelatih baru dalam 24 musim EPL memenangi laga pertama mereka. Sebanyak 26,2 persen pelatih meraih hasil seri dan sisa 44,6 persen lainnya menelan kekalahan di debutnya.
Klopp dan Allardyce adalah sepasang pergantian tengah musim. Sebelumnya, ada empat pelatih yang menangani klub anyar di awal EPL 2015/16: Slaven Bilic (West Ham), Quique Flores (Watford), Steve McClaren (Newcastle), Claudio Ranieri (Leicester).
Hasilnya? Sangat baik. Tak ada satu pun pelatih yang kalah di partai pertamanya. West Ham malah menang 2-0 di markas Arsenal, Emirates. Leicester menang 4-2 dari Sunderland. Sisa dua tim lain meraih hasil seri. Bisakah Klopp meraih hasil bagus juga di White Hart Lane?
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 16 Oktober 2015 |
Komentar