Meski gagal di final Yonex Prancis Terbuka Super Series di Paris, di mata pelatih Richard Mainaky, aksi Praveen Jordan/Debby Susanto begitu menjanjikan.
Dalam partai pamungkas di Stade Pierre de Coubertin, Paris, Minggu (25/10), Ucok/Debby, sapaan akrab pasangan peringkat sembilan dunia itu, dihentikan Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (Korsel).
Lewat laga sengit dalam tiga gim, Ucok/Debby takluk di tangan ganda asal Negeri Ginseng yang pekan sebelumnya juara Denmark Terbuka Super Series Premier dengan skor 10-21, 21-15, 19-21.
“Meskipun kalah, saya terus terang malah kaget dengan penampilan Ucok/Debby. Sebagai pasangan pelapis, saya prediksikan mereka paling jauh akan melangkah hingga perempat final,” kata Richard, saat dihubungi di Jakarta, Senin (26/10) petang.
“Teryata malah bisa melaju ke final. Itu tentu layak diapresiasi,” ujar pelatih bertangan dingin ini.
Sukses Debby
Di mata Richard, penampilan Debby sejak babak awal hingga final juga begitu konsisten. Dia bisa menjadi pembimbing dan pengalamannya makin matang.
“Debby terlihat bisa membimbing Ucok. Keadaan ini sudah melebihi harapan saya. Dia sudah cukup matang memimpin dan bisa berkomunikasi dengan baik di lapangan,” puji Richard.
Selain itu, selama bertarung di ajang berhadiah total 275 ribu dolar AS, Ucok/Debby juga makin solid. Kesalahan-kesalahan sendiri yang elementer kini sudah bisa diatasi.
Mereka bisa main lebih sempurna lagi. Kalau sebelumnya di sebuah turnamen kesalahan-kesalahan itu bisa mencapai sekitar 60 persen, selama di Paris, aksi Ucok/Debby bisa diminimalisasi hingga tinggal 15 persen.
“Kemarin ketika tampil di Prancis Terbuka, eror Ucok/Debby begitu sedikit. Mereka sudah bisa main lebih aman lagi. Ini tentu membahagiakan sekali bagi saya,” ujar Richard.
Yang menggembirakan, penampilan duet besutan klub Djarum itu terasa lebih mengilap. Aksinya bisa stabil dari awal hingga akhir. Hal itu ditunjukkan dari babak awal hingga final, mereka bisa menggusur pasangan yang lebih diunggulkan.
Di babak kedua, duet tersebut menyikat unggulan kelima, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denamrk). Di perempat final menggusur Xu Chen/Mazin, unggulan ketiga asal Tiongkok, dan di semifinal mengalahkan unggulan delapan, Lu Kai/Huang Yaqiong (Tiongkok).
“Bagaimana penampilan Ucok/Debby tidak hebat? Mereka dari awal sudah menggusur pemain unggulan yang posisinya di atasnya,” papar Richard. (bhw)
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA, 27 Oktober 2015 |
Komentar