Kunci kesuksesan Barcelona menyabet tiga gelar sekaligus musim lalu bukan hanya lini depan yang produktif, namun juga kestabilan di sektor pertahanan.
Dalam 60 partai di sepanjang musim 2014/15, Barca asuhan Luis Enrique hanya kemasukan sebanyak 37 kali (0,61 gol per gim). Akan tetapi, kesolidan di lini belakang Barcelona bak menguap musim ini. Gawang Blaugrana telah jebol 20 kali dalam 12 laga di semua ajang (1,6 gol per gim).
Rapor pertahanan Barca semakin merah, karena pada 2015/16, mereka sampai tiga kali menderita empat gol sekaligus dalam satu pertandingan, tepatnya di partai melawan Sevilla (Piala Super Eropa/5-4), Athletic Bilbao (Piala Super Spanyol/0-4), dan Celta (La Liga/1-4).
Salah satu alasan kenapa Barca urung menemukan kestabilan di lini defensif adalah mereka terlalu sering berganti pasangan bek tengah. Dalam 12 partai, Enrique sudah menurunkan enam pasangan palang pintu berbeda. Suspensi sekaligus cedera menghalangi Enrique untuk selalu memainkan duet bek sentral yang sama dari pekan ke pekan.
Barca memulai empat pekan perdana di La Liga 2015/16 tanpa bek andalan mereka Gerard Pique. Pique terlilit sanksi larangan bermain selama empat partai akibat kedapatan menghina asisten wasit di laga leg II Piala Super Spanyol kontra Bilbao.
Alhasil, dalam tiga pekan awal La Liga 2015/16, Enrique memercayakan sentral pertahanan tim kepada Javier Mascherano dan Thomas Vermaelen. Hasilnya terbilang oke karena Barca selalu menang dan cuma kemasukan satu gol.
Namun, cedera betis yang menjangkiti Vermaelen di pekan ketiga La Liga melawan Atletico, membuat Enrique harus mengubah komposisi bek tengah di laga berikut. Pique dan Jeremy Mathieu diandalkan Enrique saat Barcelona ditahan Roma 1-1 di Liga Champion sementara duet Marc Bartra dan Mascherano bertugas di pekan keempat La Liga melawan Levante (4-1).
Duo bek tengah andalan Enrique musim lalu, yakni Pique-Mascherano baru muncul lagi di pekan kelima La Liga. Namun, partai pertama liga Pique setelah melakoni suspensi itu berujung tragis.
Barca dibabat Celta 1-4. Ditilik dari jumlah kebobolan yang diderita Barca, duet Pique-Mascherano boleh dikatakan belum mampu mencapai standar permainan mereka musim lalu.
Selama dikawal Pique-Mascherano di 2015/16, Barca kemasukan 10 kali, alias 50 persen dari total gol kebobolan tim. Kegamangan yang ditunjukkan palang pintu Barca tak terbantu oleh penampilan kiper Marc Andre Ter Stegen.
Ter Stegen dianggap bertanggung jawab atas gol yang diderita Barca saat menghadapi Roma (1-1) dan Leverkusen (2-1) di Liga Champion. Cedera yang menimpa Lionel Messi dan Andres Iniesta jelas bukan satu-satunya problem yang mesti segera dicarikan solusinya oleh Barca. Enrique juga harus menghadirkan kembali kestabilan di sektor belakang tim.
“Kami harus membenahi sektor pertahanan. Namun, hal itu bukan hanya menjadi tanggung jawab kiper atau pemain belakang. Setiap gol yang kami derita tercipta bukan karena Claudio Bravo, Ter Stegen, atau Jordi Masip. Barcelona terdiri dari semua pemain,” kata Enrique di La Vanguardia.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar