Pelatih Sriwijaya, Benny Dollo, mengaku tak ada yang istimewa dari kesuksesan timnya meraih tiket final Piala Presiden. Pernyataan tersebut terbukti dari raut muka pelatih berusia 65 tahun itu, sehari pascalaga semifinal kedua di Stadion Manahan, Solo (11/10).
Tumpukan beban seolah tetap ia panggul meski sudah membawa Titus Bonai dkk. mencapai partai puncak. Bahkan, ia menekankan kepada pemainnya agar tak berpuas diri dan harus segera fokus ke laga final.
Meski begitu, ia tetap tak bisa menyembunyikan kepuasannya dalam beberapa hal, seperti memilih kapten dan pemain starter.
Berikut petikan wawancara Kukuh Wahyudi dari Harian BOLA dengan Benny Dollo terkait langkah Sriwijaya menjelang laga final.
Selamat Sriwijaya menembus final. Apa kunci keberhasilan Sriwijaya?
Sebenarnya, persiapan kami di Piala Presiden ini sangat minim. Skuat pun tidak lengkap di awal-awal TC (training camp).
Bila ada perbaikan dari permainan anak-anak, hal itu kami lakukan dari pertandingan ke pertandingan. Dengan kondisi tersebut, saya sangat hati-hati dalam menyesuaikan persiapan taktik kepada pemain.
Soal kebobolan, Sriwjaya terbilang kurang bagus sejak memasuki fase perempat final, yaitu selalu kemasukan gol kecuali laga yang berhenti di tengah jalan (perempat final leg I).
Memang harus ada hal yang wajib segera diperbaiki. Dari evaluasi kami, gol-gol itu terjadi pada menit-menit awal. Mungkin itu lantaran anak-anak kurang panas saat pemanasan.
Anda pernah mengatakan bahwa untuk urusan menjebol gawang lawan, Sriwijaya sangat mengandalkan trisula di lini depan, yaitu Titus, Patrich Wanggai, dan Talaohu Abdul Musafry. Puas dengan kinerja mereka?
Kalau dibilang puas atau tidak, tentu jawabannya belum puas. Terlepas dari jumlah gol yang mereka cetak, kami hanya butuh kemenangan. Menang 2-1 atau 1-0 sama saja, sama-sama menang.
Beberapa pelatih yang timnya telah gugur menilai penampilan Titus Bonai sangat dewasa dan menjadi pemain kunci bagi Sriwijaya. Apakah ada dampak dengan jabatannya sebagai kapten tim?
Mungkin saja ada kaitannya dengan ia ditunjuk sebagai kapten. Tibo sudah memenuhi kriteria untuk dijadikan kapten. Ia bagus dalam memimpin rekan-rekannya di lapangan. Hasilnya bisa kita lihat sendiri.
Selain Titus, ada Syakir Sulaiman yang juga mengejutkan lantaran bermain sebagai starter. Padahal, sebelumnya kurang dipercaya.
Saya selalu mencoba dan terus mencoba, termasuk memilih Syakir. Walaupun belum mencapai level kebugaran 90 menit, ia memiliki skill yang bagus dan dibutuhkan tim.
Bagaimana Anda memandang Persib?
Saya pikir anak-anak sudah tahu kualitas Persib seperti apa. Saya sebagai pelatih hanya perlu memberikan masukan hal apa yang harus dilakukan anak-anak.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA, Selasa 13 Oktober 2015 |
Komentar