Insiden penyanderaan wasit terjadi setelah partai imbang antara Trabzonspor melawan Gaziantepspor, yang berakhir dengan skor 2-2. Presiden tim tuan rumah, İbrahim Haciosmanoglu, kehilangan kendali atas emosinya, lalu memerintahkan staf untuk menyandera wasit-wasit pertandingan di ruangan mereka selama empat jam.
Insiden di liga Turki tersebut berlangsung setelah Haciosmanoglu mengatakan menolak keputusan wasit di konferensi pers dan menghina beberapa reporter perempuan.
Trabzonspor menjamu Gaziantepspor di Trabzon, di mana presiden klub memutuskan untuk mengunci pintu-pintu keluar stadion untuk mencegah para wasit pulang. Sebabnya, di pertandingan itu tim tamu sempat unggul 2-0 lewat gol pada menit ke-31 dan ke-51oleh Orkan Cinar dan Daniel Larsson.
Di babak kedua, Trabzonspor lalu berhasil menyamakan kedudukan lewat gol pada menit ke-6 dan ke-7 berkat gol Aykut Demir dan Oscar Cardozo. Akan tetapi, menjelang akhir pertandingan Trabzonspor secara mengejutkan tidak diberi penalti walau jelas ada pelanggaran di kotak penalti.
Akibatnya, Trabzonspor, yang telah kecewa karena hasil kurang memuaskan timnya musim ini, harus menerima hasil raihan 14 poin hasil dari 10 pertandingan. Setelah pertandingan, Presiden İbrahim Haciosmanoglu menelepon dari Istanbul kepada para staf di stadion agar tidak membiarkan para wasit meninggalkan stadion.
Trabzonspor keep referee hostage in stadium after failing to award penalty https://t.co/snheUufhns pic.twitter.com/DyZdEiMyQT
— Turkish-Football.com (@Turkish_Futbol) October 29, 2015
Para staf menuruti perintah itu dan mengunci jalur keluar untuk wasit Cagatay Sahan dan para asistennya. Mereka terperangkap di dalam kompleks Stadion Avni Aker selama empat jam.
Sahan dan rekan-rekannya baru menyadari bahwa mereka terkurung setelah mandi dan berganti pakaian. Mereka ingin keluar tetapi admistrator Trabzonspor mengatakan bahwa semua pintu telah terkunci dan mereka tidak boleh keluar stadion.
Para staf Trabzonspor menunggu kedatangan presiden klub karena telah berjanji untuk datang keesokan harinya. Dalam kondisi seperti itu, Haciosmanoglu menolak menjawab panggilan telepon dari pihak berwenang dan bertahan sampai pukul 3 dini hari.
Barulah setelah itu presiden klub rival, Recep Tayyip Erdogan, menghubungi Haciosmanoglu dan membujuknya agar memperbolehkan para wasit pergi. 47 menit kemudian permintaan itu dipenuhi dan di depan pintu keluar sudah menunggu polisi anti huru-hara.
Sahan dan para asisten keluar stadion ditemani polisi. Sebab, masih ada sejumlah suporter yang menunggu serta melempari mereka dengan batu dan botol plastik. Kendati begitu, para wasit akhirnya berhasil dievakuasi.
Editor | : | Suryo Wahono |
Sumber | : | Daily Sabah |
Komentar