Pelatih tim nasional Portugal, Fernando Santos, menyatakan bahwa Cristiano Ronaldo bukanlah sosok striker sejati. Dia dinilai lebih berbahaya jika beroperasi sebagai sayap kiri.
Lantaran tak memiliki striker subur, Santos kerap memasang Ronaldo di lini depan. Dia sempat menempati posisi tersebut saat Portugal mengalahkan Denmark pada kualifikasi Piala Eropa 2016, 8 Oktober 2015.
"Akan tetapi, dia tidak pernah menjadi penyerang tengah atau nomor sembilan tradisional yang menunggu di kotak penalti. Dia juga bukan seorang pemain sayap klasik seperti Luis Figo. Ronaldo lebih berbahaya ketika memotong dari sektor sayap ke tengah," kata Santos.
Santos sendiri memiliki dua opsi taktik untuk timnya, yaitu 4-3-3 dan 4-4-2. Dengan skema 4-3-3, Ronaldo dianggap bisa beroperasi di barisan tiga pemain depan. Namun, dia dinilai tak mampu menempati posisi sayap dalam formasi 4-4-2.
"Ronaldo tidak bisa menjadi pemain sayap yang memiliki tugas bertahan. Dia menggunakan terlalu banyak energinya untuk menyerang, menjadi pemain terbaik dunia, dan mencetak gol paling banyak," tutur Santos.
Pada Piala Eropa 2016 nanti, Santos belum menentukan posisi yang tepat untuk Ronaldo. Dia mengaku masih mencocokkan potensi Ronaldo dengan karakter pemain lainnya.
Editor | : | Anju Christian Silaban |
Sumber | : | AS |
Komentar