Vakumnya kompetisi sepak bola di Tanah Air tak melunturkan semangat para pelatih kenamaan Indonesia untuk berkarier. Aji Santoso misalnya. Pelatih timnas U-23 ini semakin serius mengembangkan akademi sepak bola miliknya di Malang, yakni ASIFA (Aji Santoso International Football Accademy).
"Sekarang waktu saya banyak di sini (akademi). Saya sedang membenahi sistem agar lebih baik," kata pria asal Kepanjen, Kabupaten Malang itu.
Akademi yang berlokasi di dalam perumahan elite Griya Shanta Malang itu sebenarnya bisa dibilang sudah komplet.
Mulai tim pelatih mantan pemain seperti I Putu Gede, Rudy Hariantoko, dan beberapa nama lain, hingga fasilitas mes, sekolah, fitnes, dan jacuzzi.
"Kami punya target yang lebih tinggi lagi. Tidak sekadar mencetak pemain andal, juga membuat ASIFA menjadi klub yang bisa bermain di kompetisi tertinggi Tanah Sir (ISL) dengan pemain binaan sendiri," ujarnya.
Target menjadikan ASIFA sebagai klub profesional sudah dirajut awal tahun ini. ASIFA terdaftar sebagai salah satu peserta Liga Nusantara. Materi pemainnya juga dari akademi sendiri.
Hanya, kompetisi di Tanah Air terhenti di tengah jalan akibat konflik di jajaran atas, sehingga target itu harus mundur.
"Mungkin empat sampai lima tahun lagi kami targetkan bisa masuk ISL," ucap Aji.
Tentu akademi ini butuh banyak pemain berkualitas untuk memenuhi target tersebut. Keseriusan Aji semakin terlihat. Akhir tahun ini, ASIFA memiliki tambahan tiga lapangan dan satu asrama yang bisa dipakai di area Pusdik Arhanud Malang. Sehingga, total ada empat lapangan dan dua asrama yamg dimiliki ASIFA.
"Kami akan membentuk pemain di akademi yang benar-benar standat internasional. Bukan hanya peningkatan skill yang didapat pemain, juga pembentukan postur. Menjadi pemain yang bagus harus ditunjang dengan postur ideal juga," katanya.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | juara.net |
Komentar