Jantung seluruh Romanisti barangkali berdegup kencang setiap kali menyaksikan tim kesayangan mereka bertanding di 2015/16. Perasaan was-was tersebut merupakan akibat dari performa lini pertahanan yang terbilang keropos.
Roma boleh saja tercatat sebagai salah satu tim Italia pemilik jumlah gol terbanyak di semua ajang. Usai merampungkan matchday ketiga Liga Champion kontra Bayer Leverkusen, Selasa (20/10), Miralem Pjanic dkk. telah membukukan 27 gol dalam 11 pertandingan (rata-rata 2,45 gol per laga).
Namun, ketajaman barisan depan Roma tidak diimbangi dengan ketangguhan di sektor defensif. Total 18 gol bersarang di gawang klub berjulukan I Lupi alias Si Serigala itu (1,63 per laga), dengan perincian 10 di Serie A dan delapan di Liga Champion.
Parahnya lagi, Roma cuma pernah sekali mengukir clean sheet atau tak kebobolan dalam satu pertandingan, yaitu saat meladeni Frosinone (12 September). Mereka bahkan kerap kehilangan kans memetik poin penuh lantaran mengalami kebobolan di menit akhir.
Kinerja Kostas Manolas yang selalu bermain penuh dalam 11 laga mendapatkan sorotan paling tajam. Bek sentral berkebangsaan Yunani itu belum juga bisa memberikan rasa aman kendati sudah beberapa kali berganti pasangan di musim ini.
Situasi ini kabarnya membuat pelatih Roma, Rudi Garcia, berencana mencadangkan Manolas lalu menduetkan Leandro Castan dengan Antonio Ruediger di jantung pertahanan pada pertandingan versus Fiorentina, Minggu (25/10).
Castan merupakan bek andalan Roma yang baru saja kembali dari istirahat panjang, sedangkan Ruediger dibekali determinasi tinggi khas Jerman. Romanisti tentu mengharapkan kontribusi terbaik mereka dalam menambal kebocoran sektor pertahanan tim.
Editor | : | Indra Citra Sena |
Sumber | : | Harian BOLA (Indra Citra Sena) |
Komentar