Zona kualifikasi PON Jawa mengalami pembatalan seperti yang terjadi di Kalimantan dan Sulawesi (4-5/10). Rekomendasi digelarnya pertandingan yang sudah diberikan oleh kepolisian dicabut oleh pihak yang sama.
Para peserta sangat kecewa karena pencabutan izin pertandingan dilakukan menjelang kick-off laga antara Jawa Tengah kontra DI Yogyakarta di Stadion Jatidiri, Semarang, Selasa (6/10).
“Surat Polda Jateng menyebutkan pertandingan tidak bisa digelar sampai ada rekomendasi dari Tim Transisi,” ujar Johar Lin Eng, Ketua Asprov PSSI Jateng.
Pencabutan izin tersebut juga membuat kecewa tim Pra-PON Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Banten. Selain tim Pra-PON Jatim, keempat tim tersebut sudah tiba di Semarang untuk menjalani laga kualifikasi.
“Mereka sudah menghabiskan energi, tenaga, dan uang, tapi akhirnya tak bisa bertanding,” ujar Johar.
Padahal, kata Johar, para peserta sudah bertahun-tahun melakukan persiapan. Misalnya tim Jatim yang sudah tiga tahun berlatih dan tim Jateng yang selama 1,5 tahun terakhir mempersiapkan diri.
“Latihan bertahun-tahun seperti jadi tidak ada gunanya,” tutur Johar. Menurutnya, tim-tim hanya bisa menunggu tanpa ada kepastian. “Yang jelas, situasi ini seperti pembunuhan terhadap pembinaan sepak bola,” ujarnya.
Pelatih DIY, Seto Nurdiantara, mengaku bahwa kedua tim sudah melakukan pemanasan dan siap bertanding.
“Sungguh mengecewakan karena kami sudah berangkat ke Semarang dan tim dalam kondisi siap. Semua menjadi simpang-siur karena tidak ada kejelasan kapan Pra-PON dilaksanakan,” kata Seto.
Menggugat Pemerintah
Tim Pra-PON Jatim mengajak keempat tim Pra-PON zona Jawa lain untuk membuat petisi dan menggugat pemerintah yang telah membatalkan pertandingan di beberapa daerah di Indonesia.
“Kami sangat dirugikan oleh insiden ini,” ujar Catur Praseyta, project officer tim Pra-PON Jatim.
Sejak Minggu (4/10), tim Pra-PON Jatim beberapa kali membatalkan keberangkatan menuju Semarang. Alasannya, izin keramaian dari kepolisian belum dikantongi panpel Semarang.
“Kami bercermin dari pembatalan dua zona lain, Sulawesi dan Kalimantan. Mereka sudah mengantongi izin, tapi izinnya dicabut menjelang kick-off. Jadi, kami putuskan tidak berangkat sebelum pertandingan DIY vs Jateng bergulir,” kata Catur.
Pelatih tim Pra-PON Jatim, Hanafing, tak kalah kecewa. Ia sangat menyayangkan pembatalan ini karena timnya sudah siap bertanding memperebutkan tiket ke babak final PON 2016 Jabar.
“Sepak bola amatir itu diisi pemain-pemain muda. Mereka baru muncul, tapi sudah dimatikan. Mau dibawa ke mana sepak bola kita kalau begini caranya,” ujar Hanafing.
Hanafing tak bisa menahan emosi karena hingga Selasa (6/10) pagi timnya masih berlatih serius agar meraih hasil maksimal di ajang ini.
Namun, upaya itu terbuang sia-sia karena laga kualifikasi PON zona Jawa akhirnya batal digelar. (gon/riz)
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA, 7 Oktober 2015 |
Komentar