Pelatih Milan, Sinisa Mihajlovic, konsisten menggeber skema 4-3-1-2 dalam tujuh pekan Serie A 2015/16.
Namun, sejauh ini formula gacoan Miha itu belum bekerja secara maksimal seiring kesulitan sang pelatih menemukan figur yang pas untuk mengisi pos trequartista (penyerang lubang).
Formasi 4-3-1-2 hanya mengantarkan Milan meraih sembilan poin dalam tujuh laga. Mereka baru mencetak delapan gol dan sudah kemasukan 13 kali.
Fakta itu membuat Mihajlovic harus memutar otak. Ia lantas menjajal formasi 4-4-2 kala Milan mengalahkan Monza 3-0 di laga uji coba 8 Oktober silam.
Rencananya, skema tersebut bakal dipertahankan Miha di pekan kedelapan Serie A versus Torino, Sabtu (17/10). Hanya, masalah hernia yang masih mendera Mario Balotelli menjadikan Miha harus mencari alternatif lain.
Skema 4-3-3 lantas diapungkan. Modul tersebut dirasa bisa memberikan perlindungan ekstra buat pertahanan Milan. Dalam posisi tak memegang bola, kuartet bek Milan akan terkover oleh lima gelandang, lantaran dua penyerang sayap, Alessio Cerci dan Giacomo Bonaventura, ikut mundur ke belakang.
Formasi 4-3-3 bukanlah hal yang benar-benar baru bagi Mihajlovic. Pada putaran pertama Serie A 2014/15, Miha rutin mengandalkan Eder-Stefano Okaka-Manolo Gabbiadini di lini penyerangan Sampdoria.
Penerapan 4-3-3 sekilas terasa kontradiktif dengan fanatisme Presiden Milan, Silvio Berlusconi, terhadap formasi yang memakai dua striker. Akan tetapi, Berlusconi mengaku telah memberikan keleluasaan penuh kepada Mihajlovic.
“Bekerjalah seperti biasa, Sinisa, kami menaruh kepercayaan kepada Anda. Pilihlah formasi dan pemain yang menurut Anda paling pas dan jangan terpengaruh kritik,” kata Berlusconi.
Tripoin wajib dibawa pulang Milan dari markas Torino, jika Mihajlovic tak mau terjerumus ke jurang kebingungan yang lebih dalam. Analogi yang dikeluarkan media La Gazzetta dello Sport soal Milan akan kian masuk akal.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar