Pelatih AC Milan, Sinisa Mihajlovic, tak merasa sungkan untuk menyatakan kekagumannya kepada ahli strategi Napoli, Maurizio Sarri.
Pada musim lalu, saat Mihajlovic masih melatih Sampdoria, ia rela menempuh perjalanan sejauh 215 kilometer dari Kota Genoa ke Empoli. Tujuan Miha adalah mempelajari metode dan pendekatan Sarri yang waktu itu masih membesut Empoli.
“Sarri adalah teman. Kami sering bertukar pesan singkat,” kata Mihajlovic di La Gazzetta dello Sport.
Bukan hal yang aneh jika Mihajlovic mengagumi Sarri. Miha barangkali melihat kesamaan dirinya dengan Sarri yang juga pengusung setia formasi 4-3-1-2. Meski pada 2015/16 Miha dan Sarri berganti tim, mereka tetap menjadikan modul 4-3-1-2 sebagai andalan.
Sampai pekan ketujuh Serie A 2015/16, Milan asuhan Mihajlovic selalu mengawali laga dengan formasi 4-3-1-2. Pakem serupa juga digunakan Sarri di Napoli.
Namun, Sarri terpaksa menanggalkan modul favoritnya itu seiring hasil-hasil minor yang didapatkan Napoli. I Partenopei hanya meraih dua angka dari tiga partai pertama Serie A.
Peruntungan Napoli berubah begitu Sarri mengganti formasi tim, dari 4-3-1-2 ke 4-3-3 di partai Liga Europa kontra Club Brugge. Hasilnya tokcer, lantaran I Partenopei menang 5-0.
Formasi 4-3-3 lantas menjadi identitas baru Napoli. Sejak menggeber modul tersebut, I Partenopei tak terkalahkan. Mereka mengemas lima kemenangan dan sekali imbang di semua ajang. Lorenzo Insigne dkk. mendulang 18 gol dan cuma kebobolan sekali!
Milan racikan Mihajlovic adalah salah satu korban kedahsyatan pakem 4-3-3 Napoli. Pada pekan ketujuh Serie A, Il Diavolo Rosso (Setan Merah) menyerah 0-4 kepada Napoli di San Siro!
Momen itu tampaknya membuat Mihajlovic kembali terinspirasi oleh Sarri. Saat Milan bertandang ke markas Torino, Sabtu (17/10), Miha disebut bakal menjiplak resep Sarri membangkitkan Napoli, yakni dengan mengandalkan skema 4-3-3.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar