Sejak kecil, Lorenzo Insigne dikenal memiliki bakat spesial. Namun, dirinya pernah melakoni pengalaman menyakitkan pada masa remaja.
Sampai usia 15 tahun, Insigne ditempa secara formal di akademi Olimpia Sant’Arpino. “Saya ingat Lorenzo mencetak 12 gol dalam satu pertandingan! Kala itu, kami menang 16-0 atas tim dari Bulgaria,” ujar Vincenzo Setola, pelatih pertama Insigne di Sant’Arpino.
Sejumlah pencari bakat klub besar pun mencium talenta spesial Insigne, di antaranya Torino dan Inter Milan. Namun, mereka menolaknya karena masalah tinggi badan Insigne yang terlalu kecil. Tibalah tawaran dari Napoli melalui pencari bakat terkenal, Giuseppe Santoro, pada 2006.
Santoro mengeluarkan uang 1.500 euro atau kini setara 23 juta rupiah guna merekrut Insigne ke akademi Napoli. Pertaruhan Santoro terbayar lunas karena kecemerlangan Insigne bersama tim junior Si Biru.
Posturnya kecil, tapi kekurangan itu ditutupi oleh kelincahan dan gaya “bermain ala pemain Barcelona,” kata Setola.
Bakat spesial Insigne baru benar-benar terasah di tangan sosok pelatih gaek Zdenek Zeman. Relasi Insigne dengan Zeman dibangun pertama kali melalui sosok Giuseppe Pavone. Pada 2009, Pavone masih menjabat direktur olah raga di klub Serie D, Cavese.
Di Italia, Pavone kondang sebagai penemu bakat sekaligus juru transfer paten untuk Foggia pada era 1990-an di bawah asuhan Zeman. Giuseppe Signori, Dan Petrescu, Roberto Rambaudi, sampai Jose Chamot ialah beberapa nama yang diroketkan Pavone.
Ia mengajak Insigne bergabung sebagai pinjaman di Cavese. Musim selanjutnya, Pavone bereuni dengan Zeman di Foggia dan kembali mengajak Insigne. Relasi Zeman-Insigne pun berlanjut ke Pescara pada 2011/12.
Di bawah polesan Zeman bersama Foggia dan Pescara, Insigne meledak dengan catatan 46 gol dari 78 partai cuma dalam dua musim! Catatan keren itu meyakinkan Napoli untuk menarik lagi sang pemain dan tetap menjaganya di San Paolo.
Lorenzo Insigne meledak bersama Pescara. (Giuseppe Bellini/Getty Images)
Zeman menempatkan Insigne sebagai penyerang sayap kiri luar dalam pola 4-3-3. Belakangan, peran tersebut kembali dihidupkan pelatih Maurizio Sarri di Napoli buat mengakomodasi talentanya.
Hasilnya berbuah nyata. Dalam empat partai liga terakhir, Napoli menang tiga kali. Insigne menyumbangkan empat gol dan dua assist. Ayah dari Carmine (2 tahun) dan Christian (7 bulan) itu pun berada dalam jalur tepat menjadi kebanggaan publik Napoli untuk waktu lama, apalagi statusnya sebagai pemuda lokal.
“Saya selalu bermimpi membela Napoli dan meraih banyak kesuksesan bersama klub ini,” katanya kepada Sky Sport Italia.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar