Saat menang 1-0 di kandang Bologna, Selasa (27/10) Inter terlihat belum berganti rupa. Salah satu hal yang mesti mereka lakukan adalah membuat peran Adem Ljajic menjadi suplier bola bagi Mauro Icardi seperti Roberto Mancini, pelatih Inter sekarang, ke Gianluca Vialli bertahun-tahun lalu di Sampdoria.
Mereka masih memperlihatkan kesolidan di lini belakang, tetapi kesulitan menciptakan kans yang benar-benar membahayakan gawang tim lawan. Tak heran jika skuat asuhan Roberto Mancini kembali gagal bikin gol di paruh pertama laga melawan Bologna.
Sebanyak tujuh dari 10 laga yang sudah dimainkan Il Biscione di Serie A 2015/16, berkesudahan dengan skor 0-0 pada babak I.
“Inter berada di sana bukan untuk bermain indah, tapi meraih kemenangan,” kata eks kiper Lazio pada 1989 sampai 1998, Fernando Orsi, kepada Radio Radio.
Namun, Inter patut optimistis problem kreativitas akan segera teratasi ketika mereka berjumpa Roma akhir pekan mendatang. Adem Ljajic yang dimainkan Mancini sebagai starter di partai kontra Bologna, tampil menjanjikan.
Ia adalah pemain Inter yang paling aktif memberikan suplai kepada Mauro Icardi. Salah satu sodoran Ljajic kepada Icardi bahkan berujung kepada terciptanya gol kemenangan Il Biscione.
“Saya lebih suka membuat assist ketimbang mencetak gol,” kata Ljajic.
Kalimat serupa diucapkan oleh Roberto Mancini kala sang pelatih Inter itu masih berkostum Sampdoria. Mancini adalah alasan kenapa Gianluca Vialli bisa menjadi pemain tersubur Serie A 1990/91 dengan 19 gol. Kini, tugas Ljajic adalah meniru Mancini agar dirinya bisa menjadi pelayan sempurna bagi Icardi.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar