Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Stacey Allaster, Wanita Besi Hebat Itu Mundur

By Pipit Puspita Rini - Minggu, 27 September 2015 | 07:45 WIB
Stacey Allaster (kanan) tak canggung selfie dengan Belinda Bencic (tengah) dan Chris Evert.
Getty Images
Stacey Allaster (kanan) tak canggung selfie dengan Belinda Bencic (tengah) dan Chris Evert.

Stacey Allaster, Chief Executive Officer (CEO) WTA, mengumumkan pengunduran dirinya, Kamis (24/9/2015). Asosiasi Ternis Putri (WTA) adalah organisasi petenis profesional putri yang sudah ia geluti selama 25 tahun. Allaster menjadi CEO sejak 2009.

"Saya efektif mundur sejak 2 Oktober dan akan menghabiskan waktu bersama keluarga," ucap Allaster dalam pernyataan tertulis dikutip ESPN. WTA pun segera mencari penggantinya.

"Saya bangga dengan pengabdian selama 25 tahun di olahraga, khususnya tenis perempuan," kata Allaster, 52 tahun, kepada New York Times. "Namun, sekarang saatnya berhenti. Saya tidak mau para wartawan menulis saya lewat obituari karena saya meninggal akibat serangan jantung."

Allaster adalah perempuan asal Kanada dan memiliki dua anak adopsi dari Rusia. Ia bermain tenis sejak usia 12 tahun.

Allaster dijuluki sebagai wanita besi karena gigih memperjuangkan persamaan jumlah hadiah untuk petenis putri. Hasil perjuangan itu adalah jumlah hadiah yang sama untuk petenis putra dan putri pada empat turnamen grand slam dan enam turnamen kalender WTA.

Oleh majalah Forbes, Allaster disebut sebagai wanita yang sangat berkuasa di olahraga. Ia mendapatkan gelar sarjana ekonomi dan pendidikan jasmani dari University of Western Ontario (1985) dan Master of Business Administration (MBA) dari Richard Ivey School of Business (2000).

"Ia memang seorang perempuan yang sangat gigih. Ia banyak berkeliling dan memastikan perempuan mendapatkan hadiah maksimal. Turnamen tenis di Asia berkembang pesat karena sentuhannya. Tidak heran jika ia sering merasa penat," ucap Chris Evert, legenda tenis dunia.

Pendiri WTA, Billie Jean King, juga mengakui ketokohan Stacey. "Ia seorang pemimpin visioner. Ia cerdik membangun tokoh-tokoh yang bisa dijadikan contoh oleh petenis muda. Regenerasi bintang terus ia lakukan," ungkap Jean King.

"Di bidang keuangan, ia pejuang gigih meskipun dalam kondisi ekonomi susah sekali pun. Ia mengerjakan semua itu dengan hati tulus," ucap Jean King.


Editor : Eko Widodo
Sumber : ESPN, NYT


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X