Formula 1 kerap melahirkan rivalitas sengit. Beberapa yang melegenda di antaranya adalah Ayrton Senna-Alain Prost, Michael Schumacher-Mika Hakkinen, dan Niki Lauda-James Hunt.
Bahkan, persaingan Lauda-Hunt dikisahkan dalam film Rush yang dirilis pada 2013. Lalu, siapa pebalap yang punya relasi paling panas di lomba jet darat dalam sembilan tahun terakhir?
Kalau melihat data statistik, seharusnya rivalitas itu milik Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel. Keduanya pun bersaing dalam perebutan titel musim ini.
Anehnya, Hamilton dan Vettel jarang sekali terlibat duel ketat dalam lomba. Sebuah fenomena menarik mengingat keduanya merupakan pebalap top di era yang sama.
Dari 154 balapan, berapa kali keduanya melakoni aksi saling salip bisa dihitung dengan jari. Hamilton dan Vettel lebih sering adu cepat dengan rekan setim. Hamilton versus Fernando Alonso (McLaren) dan Nico Rosberg (Mercedes), sedangkan Vettel kontra Mark Webber (Red Bull).
Sepanjang musim ini, hanya ada dua kejadian yang paling mudah diingat, yaitu saat Vettel menyusul Hamilton di Malaysia dan Hungaria. Namun, momen paling mendebarkan yang pernah melibatkan Hamilton dan Vettel adalah saat keduanya bersenggolan ketika hendak masuk pit di GP Tiongkok pada 2010.
“Vettel sedikit nakal. Aksinya berbahaya, tapi saya tak marah,” kata Hamilton kala itu.
Begitulah Hamilton. Kalau Prost atau Senna, mereka pasti langsung protes ke pengawas lomba. Salah satu penyebab minimnya duel Vettel dan Hamilton adalah faktor dominasi. Saat Vettel di atas, Red Bull begitu perkasa. Sebaliknya, dalam dua musim terakhir Hamilton bersama Mercedes tak punya lawan.
“Saya punya foto saat Mansell dan Senna berduel. Saya menantikan hal yang sama dengan Vettel. Bayangkan kalau kami bisa saling susul seperti saya dan Rosberg di Bahrain pada 2014, pasti sangat seru!” ujar Hamilton.
Bos Mercedes, Toto Wolff , mengatakan impian Hamilton bisa terkabul jika Ferrari bisa memangkas keunggulan Mercedes pada musim 2016.
“Kalau mobil keduanya sama-sama kompetitif, fan bakal melihat rivalitas terhebat sepanjang sejarah. Hal itu juga bagus buat F1 karena lomba jadi lebih seru,” tutur Wolff dikutip dari motorsport.com. (oka)
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA, 21 Oktober 2015 |
Komentar