Juventus tak pernah kalah ketika bertandang ke markas Inter Milan, Stadion Giuseppe Meazza, dalam lima kunjungan terakhir.
Juventus meraih tiga kemenangan dan dua hasil imbang dari lawatan ke Meazza lima musim terakhir. Rekor tanpa kalah Juve tersebut berhubungan erat dengan keberadaan para personel senior dalam mengawal pertahanan.
Di antara mereka, Leonardo Bonucci punya nilai plus karena selalu tampil dalam lima kunjungan terakhir Bianconeri itu. Catatan tersebut menjadi ironi bagi Inter mengingat Bonucci ialah jebolan akademi mereka yang terbuang, tapi justru menjadi andalan di klub rival.
Bek tengah berusia 28 tahun itu melakoni debut Serie A berseragam Inter pada laga pekan terakhir 2005/06. Partai tersebut menjadi penampilan tunggal Bonucci di liga bersama Inter. Ia dipinjamkan ke Treviso dan Pisa sebelum meledak bersama Bari pada 2009/10.
Bersama Andrea Ranocchia, Bonucci membentuk tembok segar nan tangguh di pertahanan Bari hingga membantu klub itu finis di 10 besar klasemen. Keduanya lantas memilih jalan berbeda pada musim selanjutnya. Bonucci diikat Juventus, sedangkan Ranocchia yang memilih ke Inter.
Leonardo Bonucci ketika membela Bari. (Tullio Puglia/Getty Images Sport)
Setelah perpisahan dengan Ranocchia itu, Bonucci justru lebih sering melukai klub yang kini diperkuat eks rekannya tersebut. Status Bonucci sebagai penakluk Kota Milano sejak bergabung dengan Juve juga berlaku ketika ia menghadapi AC Milan di stadion yang sama.
Dalam enam pertemuan di Milano menghadapi Rossoneri, Bonucci membantu Juve menang empat kali. Hanya sisa dua lawatan yang masing-masing berujung imbang dan kalah. Juventus tentu berharap Bonucci kembali menjadi jimat penakluk Meazza pada derby d’Italia edisi Minggu besok (18/10).
Sebaliknya, Inter bersiap menyambut si anak hilang itu dengan kewaspadaan tinggi.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tuttosport, La Gazzetta dello Sport |
Komentar