Presiden Joko Widodo (Jokowi) menduga perwakilan FIFA menyaksikan laga final Piala Presiden 2015. Ia juga berharap hadiah Piala Presiden 2016 dilipatgandakan sehingga mendorong perkembangan sepak bola di Indonesia menjadi lebih baik.
Jokowi mengatakan hal itu saat menerima tim juara Piala Presiden 2015, Senin (19/10). Hadir dalam kesempatan itu antara lain Menpora Imam Nahrowi dan Ketua Steering Committee Piala Presiden 2015, Maruarar Sirait.
Presiden RI yakin bila melihat permainan final Piala Presiden pada Minggu (18/10) malam, tak sepantasnya peringkat Indonesia di FIFA berada di urutan 171.
"Geleng-geleng kepala saya melihat kita berada di bawah negara kecil, padahal Indonesia negara besar dengan pemain-pemain sangat potensial," tuturnya seperti dikutip dari Antara
Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengatakan akan menyelesaikan urusan keanggotaan Indonesia di FIFA.
"Hubungan kita dengan FIFA juga akan diurus. Kemarin malam, saya kira perwakilan FIFA juga menonton pertandingan final itu," katanya.
Sebagai juara, Persib menerima hadiah 3 miliar rupiah, lalu runner-up Sriwijaya FC mendapat 2 miliar, serta hadiah untuk pemain terbaik 300 juta rupiah.
Selain ingin pengelolaaan Piala Presidet 2015 diaudit, Jokowi berharap jumlah hadiah untuk juara tahun depan ditingkatkan.
"Ya, saya berharap jumlah hadiah Piala Presiden 2016 dapat dilipatgandakan," katanya.
Presiden menyebutkan penyelenggaraan Piala Presiden 2015 sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat sehingga mudah mencari sponsor. "Saya berharap tidak hanya ajang ini yang mendapat nama. Namun, piala-piala lain juga sehingga sepak bola nasional berkembang," tuturnya.
Jokowi mengaku senang sekali bisa bertemu dengan seluruh pemain, pengurus klub, dan juga Panitia Piala Presiden 2015.
"Saya sampaikan selamat kepada juara I, Persib Bandung, pelatihnya Kang Djadjang Nurdjaman, dan Zulham Zamrun sebagai pemain terbaik," tuturnya.
Menurut Presiden, industri sepak bola Indonesia dapat berkembang baik kalau dikelola dengan baik. Dana yang didapat tidak lari ke kantong-kantong pribadi, melainkan klub sepak bola.
Jokowi yakin kecintaan masyarakat terhadap sepak bola nasional sangat besar. "Inilah kesempatan, peluang ada di depan kita. Memang, pengelolaan industri sepak bola harus betul-betul profesional, fair play, dan manajemen baik. Misal ada pemain yang gaplok wasit, ya langsung didenda," katanya.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | Antara |
Komentar