Neymar Jr. pernah dianggap berusaha terlalu keras dalam upayanya membuktikan diri sebagai pengganti sepadan Lionel Messi.
Tuduhan itu muncul seusai Barcelona menang susah payah atas Leverkusen (2-1) pada hari pertandingan kedua Liga Champion 2015-16 (29/9/2015). Laga melawan Leverkusen merupakan kali pertama Barcelona bermain tanpa Messi di musim ini. Messi berhalangan tampil karena mengalami cedera ligamen lutut.
Tuntutan untuk memberikan kemampuan ekstra pada saat Messi absen justru tampak membebani Neymar. Kala itu, Neymar bak ingin menyelesaikan semua masalah seorang diri. Di partai kontra Leverkusen, ia 17 kali mencoba menggocek bola, tapi hanya tujuh yang berhasil.
Penyerang asal Brasil itu juga tercatat kehilangan bola sebanyak 32 kali! Angka tersebut tergolong tinggi sebab pada musim ini, rata-rata ia hanya kehilangan bola sebanyak 11 kali per gim.
Namun, pelatih Barcelona, Luis Enrique, bak menutup mata terhadap statistik tersebut. Menurutnya, Neymar tampil bagus.
Keyakinan Enrique terhadap Neymar tak keliru. Ia memang bisa menghadirkan faktor pembeda layaknya Messi.
Enrique tak lantas menyuruh Neymar berhenti mendribel atau bermain lebih simpel. Sang pelatih sadar bahwa Neymar bukanlah siapa-siapa jika tak dibekali liukan dribel bak penari Samba.
Rayo Vallecano merasakan betul betapa sulitnya menghentikan Neymar kala sang penyerang sedang dalam hari terbaiknya. Akhir pekan silam, Vallecano kalah 2-5 dari Barcelona.
Sebanyak empat dari lima gol kemenangan Barca disumbangkan oleh Neymar. Performa brilian Neymar dan kemenangan telak atas Vallecano menegaskan bahwa pasukan Enrique masih layak menyandang status sebagai mesin gol. Sejak ditukangi Enrique pada 2014/15, Barcelona telah mengemas 201 gol di semua ajang (rata-rata 2,75 gol per gim).
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar