Pemain depan Sriwijaya FC, Titus Bonai, mengharapkan ada kompetisi yang bersifat kontinu setelah perhelatan Piala Presiden 2015. Salah satu caranya yakni dengan menggulirkan kembali Indonesia Super League (ISL).
Seluruh kompetisi lokal Indonesia, termasuk ISL, dihentikan PSSI dengan alasan force majeure lewat Surat Keputusan pada 2 Mei 2015.
Sejak saat itu, belum ada kompetisi pengganti. Adapun Piala Presiden yang digelar dengan format turnamen hanya bersifat sementara di tengah kekosongan jadwal.
"Setelah Piala Presiden, kami belum tahu bagaimana kelanjutan nasib kami. Semoga ISL jalan lagi," kata Titus Bonai.
Sriwijaya kalah 0-2 dari Persib Bandung pada final di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (18/10/2015). Setelah turnamen ini, manajemen memang belum menetapkan keputusan dengan kontrak para pemain.
"Kami belum tahu ke depannya. Mau dibubarkan atau terus, kami belum tahu. Semoga ada kompetisi," tutur asisten pelatih Hartono Ruslan.
Pendapatan Sriwijaya turut terdongkrak melalui Piala Presiden. Mereka meraup hadiah runner-up sebesar Rp 2 miliar. Pundi-pundi bertambah Rp 300 juta karena Sriwijaya juga dipilih sebagai tim paling fair play.
Editor | : | Anju Christian Silaban |
Sumber | : | juara.net |
Komentar