Tanggal 14 November 1909 tercatat secara resmi sebagai duel perdana antara Internazionale dan Juventus. Keduanya bersua tatkala melakoni sebuah partai pada kompetisi Prima Categoria, cikal bakal Serie A yang akhirnya digelar pada 1929/30.
Setelah duel perdana tersebut, Juve dan Inter silih berganti memuncaki klasemen. Selain beradu meraih scudetto, laga dua klub elite Negeri Spageti itu juga memunculkan sosok-sosok luar biasa lapangan hijau.
Giuseppe Meazza hadir mewakili Inter berkat mengemas hattrick pada musim 1935/36, sedangkan Ermanno Aebi muncul sebagai jagoan Il Biscione berkat empat golnya pada musim 1911/12.
Sementara itu, Omar Sivori menjadi kolektor gol terbanyak Juve ke gawang Inter (6 gol) ketika tampil pada musim 1960/61.
Hingga detik ini, belum ada satu pun pemain yang mampu menyamai sensasi enam gol Sivori tersebut. Meski tercatat di buku sejarah, ukiran gol Sivori dalam kemenangan 9-1 Juventus itu juga menjadi awal dari dipupuknya kebencian Interisti terhadap Juventus.
1960/61
Inter melawat ke kandang Juventus pada laga bertajuk pekan 28, dengan defi sit hanya dua poin dari si pemilik stadion. Fan Juve yang datang melebihi kapasitas stadion sehingga ribuan dari mereka harus duduk dan berdiri di tepi lapangan. Pada satu titik, ada fan yang masuk ke dalam lapangan. Sesuai aturan, FIGC menjatuhkan sanksi bagi Juve, serta memberikan kemenangan otomatis 2-0 buat Inter.
Namun, FIGC kemudian menganulir keputusan mereka dan menjadwalkan laga ulang. Angelo Moratti, Presiden Inter kala itu, yang kadung kecewa, menginstruksikan pelatih Helenio Herrera agar menurunkan tim cadangan. Inter pun takluk 9-1, skor yang menjadi rekor kemenangan terbesar dalam sejarah derby d’Italia.
1997/98
Setelah sempat sedikit mengendur pada dekade 1970-an dan 1980-an, atmosfer derby d’Italia kembali memanas pada musim 1997/98. Ada tiga aktor utama di laga tersebut: Mark Iuliano, Taribo West, dan wasit Piero Ceccarini. Dua pemain yang disebut pertama samasama melanggar penyerang lawan di dalam kotak penalti.
Namun, jika pelanggaran Iuliano terhadap Ronaldo tak berbuah apa-apa, tendangan West ke arah dada Alessandro Del Piero mendapat hadiah penalti dari Ceccarini. Memang, Ale sendiri gagal mengeksekusi sepakan dari titik putih tersebut. Meski begitu, gol Ale pada menit ke-21 cukup untuk memberikan kemenangan bagi Juve, yang pada akhir musimnya muncul sebagai kampiun Serie A.
Insiden di Delle Alpi itu berlanjut ke dalam gedung parlemen, di mana Domenico Gramazio asal Aliansi Nasional saling sahut dengan rival politiknya di Partai Demokrat yang sekaligus mantan pemain Juve, Massimo Mauro. Teriakan “kalian semua maling”, yang dimaksudkan pada laga di Turin, pun keluar dari mulut Gramazio.
2002/03
Partai berlabel pekan keenam di Giuseppe Meazza sebetulnya berjalan normal, bahkan cenderung menjemukan. Namun, justru pada saat laga tampak bakal berujung kaca mata, Juventus mendapatkan penalti seusai Francesco Coco mengganjal Alessandro Del Piero di dalam kotak penalti.
Wasit Pierluigi Collina pun menunjuk titik putih, dan Alex sukses menjalankan tugasnya dengan sempurna. Tak lama berselang, Demenico Morfeo dan Antonio Conte harus meninggalkan lapangan lantaran terlibat adu fisik.
Drama tak berhenti di situ. Pada menit ke-95, Inter mendapat gol penyama skor melalui gol Cristian Vieri. Uniknya, Bobo melepas sepakan setelah mendapat umpan dari Francesco Toldo, kiper Inter yang ikut naik menyambut sepak pojok. Juve mencoba melakukan protes karena menilai Toldo menyentuh bola saat mengontrol si kulit bulat. Namun, Collina bergeming, dan Juve harus puas berbagi skor 1-1.
2009/10
Musim pamungkas Jose Mourinho di Giuseppe Meazza diwarnai insiden pengusiran The Special One pada saat memimpin Inter di derby d’Italia. Kala itu, Mourinho memprotes gol Juventus yang dicetak Felipe Melo.
Meski begitu, Inter sempat membalas gol melalui sundulan Samuel Eto’o, sebelum akhirnya Claudio Marchisio memberi kemenangan 2-1 dengan sepakan kaki kiri pada menit ke-58. Juve memang mampu memenangi derbi. Akan tetapi, Inter yang akhirnya meraih scudetto, bahkan melengkapinya dengan treble di Coppa Italia dan Liga Champion.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Editor | : | |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2636 |
Komentar