Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Verawaty Fajrin: Main Rangkap Itu soal Jiwa

By Caesar Sardi - Jumat, 16 Oktober 2015 | 16:00 WIB
Verawaty Fajrin dan Fajrinsyah Biduin Aham, mendapat dukungan penuh.
Broto Happy W./BOLA
Verawaty Fajrin dan Fajrinsyah Biduin Aham, mendapat dukungan penuh.

Bagi Verawaty Fajrin, bermain rangkap itu bukanlah persoalan besar. Selain bermodalkan kemampuan, yang tidak kalah penting adalah kesiapan jiwa.

Dulu, Verawaty sudah membuktikan bahwa bermain rangkap, baik di tunggal putri, ganda putri, maupun ganda campuran, mampu dilakoninya. Hebat, di semua nomor itu, dia juga bisa berprestasi tinggi.

Kemampuan yang menuntut fisik prima, kerja sama, dan siap bertarung habis-habisan itu, di mata salah satu legenda hidup bulu tangkis Indonesia itu, kini rupanya tidak dimiliki para pemain Indonesia.

“Saya juga heran, mengapa pemain kita sekarang tidak ada yang berani main rangkap. Padahal, banyak positifnya dengan bermain rangkap. Apalagi, kesempatan untuk mendapatkan hadiah juga makin besar,” tegas Verawaty.

Dulu, ketika masuk ke tim nasional sejak 1975, Verawaty terus mengembangkan diri. Di sela-sela latihan di Hall C, Senayan, Jakarta, dia mencoba untuk menggeluti nomor yang lain.

Hasilnya memang tidak mengecewakan. Sejak 1977, Verawaty sudah jawara ganda putri di Belanda dan Denmark Terbuka bareng Imelda Kurniawan. Berikutnya, pada 1979, masih bersama Imelda menjadi ganda putri kedua Indonesia setelah Retno Kustijah/Minarni yang menjuarai turnamen bergengsi All England.

Kehebatannya makin mengilap pada Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta. Pada tunggal putri, Verawaty menjadi kampiun setelah mengatasi Ivana Lie, 11-1, 11-3.

Kemenangan ini pun sekaligus menghapus kekecewaan setelah pada final All England sebelumnya, dia dikalahkan Lene Koppen asal Denmark.

Verawaty nyaris membuat prestasi besar. Bersama Imelda, dia juga lolos ke final ganda putri Kejuaraan Dunia 1980. Sayang, mereka dijegal Nora Perry/Jane Webster (Inggris), 12-15, 9-15.

Seandainya Verawaty/Imelda juara, Indonesia akan tercatat dalam sejarah karena berhasil menyapu bersih lima gelar juara dalam Kejuaraan Dunia.

Ganda Campuran

Kiprah Verawaty tidak hanya di ganda putri. Di ganda campuran, prestasinya juga oke. Bersama Bobby Ertanto, ia sukses menjuarai turnamen Malaysia Terbuka.

Begitu pula ketika ganti partner. Bersama Eddy Hartono, Verawaty juga berjaya pada ajang serupa di tahun 1988.

Pasangan Eddy/Verawaty makin mengilap sinarnya ketika mengantarkan Indonesia merebut Piala Sudirman 1989 di Jakarta. Duet ini menekuk pasangan terkuat dunia, Park Joobong/Chung Myung-hee, 18-13, 15-5 dan mengantarkan skuat Merah-Putih menang 3-2 atas Korsel.

“Pemain sekarang jangan takut main rangkap. Sepanjang mempersiapkan diri dengan latihan yang baik, saya yakin ketika bertanding, pemain tidak akan kehabisan tenaga. Pemain-pemain kita ini sudah manja, diajak bekerja lebih keras lagi saja sudah tidak mau,” ucap Verawaty.

“Bermain rangkap itu hanya soal kemauan. Yang bicara adalah soal jiwa. Kalau jiwanya mantap dan penuh semangat, tantangan sebesar gunung pun akan dilibas,” ujar Verawaty.

Penulis: Broto Happy W.


Editor :
Sumber : Harian BOLA, Jumat 16 Oktober 2015


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X