Status Indonesia di Asian Games Tetap Misterius

Status Indonesia yang terkena sanksi FIFA berefek pada persiapan sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Pasalnya, jika Indonesia tetap disanksi, maka cabang olah raga sepak bola hampir dipastikan tak bisa digelar di AG.

Masalah itu menjadi poin yang dibicarakan dalam OCA General Asambly di Ashgabat, Turkmenistan, 15-16 September.

Dalam rilis resmi yang diterbitkan Kementerian Pemuda dan Olah Raga sebagai badan yang bertanggung jawab terhadap AG 2018 di Indonesia, dikatakan bahwa OCA sangat berharap permasalahan sepak bola nasional segera diselesaikan.

“Diakui sepenuhnya bahwa Indonesia masih ada masalah dengan FIFA, namun Presiden OCA percaya bahwa masalah tersebut nantinya dapat diselesaikan dengan baik dan cabang olah raga sepak bola dapat dipertandingkan di Asian Games 2018,” demikian rilis Kemenpora.

Bahkan, Menpora Imam Nahrawi yang hadir langsung di Ashgabat cukup percaya diri bahwa FIFA dan AFC (Federasi Sepak Bola Asia) akan datang untuk memantau Indonesia.

“Dalam waktu dekat ini akan ada tim dari FIFA-AFC berkunjung ke Jakarta untuk mengetahui perkembangan sepak bola Tanah Air.

Demikian hasil kesepakatan saya dan Presiden OCA Syeikh Ahmad Alsabah,” tutur Menpora.

Meski secara oraganisasi tak ada hubungan antara OCA dengan FIFA, status Presiden OCA, Syeikh Ahmad, adalah salah satu anggota Komite Eksekutif FIFA. Jadi, Imam yakin bahwa kesepakatan dengan Syeikh Ahmad itu menjadi dialog resmi antara pemerintah Indonesia dengan FIFA.

Keyakinan Menpora itu ternyata dicibir oleh PSSI yang notabane merupakan anggota FIFA. Federasi sepak bola Indonesia itu mengatakan belum ada kabar dari FIFA terkait rencana kedatangan mereka.

“Kami intensif dalam berkomunikasi. Tidak ada agenda FIFA datang ke Indonesia tanpa sepengetahuan PSSI,” ucap Azwan Karim, Sekjen PSSI. Azwan pun mengetahui bahwa Menpora bertemu dengan Syeikh Ahmad. Tapi, ia yakin bahwa Presiden OCA itu akan berperan sesuai kapasitasnya sebagai penanggungjawab Asian Games, bukan Komite Eksekutif FIFA.

Penulis: Kukuh Wahyudi