Benarkah Barcelona mengalami krisis pemain? Pertanyaan itu yang menjadi salah satu topik utama sejumlah media massa Spanyol dalam sepekan terakhir.
Badai cedera sempat menghantam Blaugrana dengan keras pada awal musim. Dani Alves, Jordi Alba, Adriano, Douglas, Thomas Vermaelen, serta Claudio Bravo bergantian cedera dan absen dari pertandingan. Masalah bertambah setelah bek Gerard Pique dikenai sanksi larangan tampil empat pertandingan akibat dianggap menghina perangkat pertandingan.
Kedalaman skuat Barca, yang sebelum musim dimulai begitu dipuji, mendadak rapuh. Terutama setelah Rafinha juga harus mengucapkan selamat tinggal pada musim 2015/16 akibat cedera parah dalam duel di fase grup Liga Champion kontra Roma.
Awak media pun penasaran ingin mendengar pendapat Luis Enrique terkait hal itu. Hanya, sang pelatih rupanya mengaku tidak khawatir dengan kondisi skuatnya.
“Tak ada krisis akibat cedera. Kami adalah tim yang mesti mengatasi semua permasalahan yang muncul sepanjang musim. Saya tidak bisa menjamin tidak akan ada lagi pemain yang cedera, tapi yakin kami bakal baik-baik saja hingga akhir musim,” katanya dalam konferensi pers menjelang laga melawan Levante pada akhir pekan kemarin.
Berlari
Mungkinkah Lucho sekadar menghibur diri? Pelatih berusia 45 tahun itu bukanlah pelatih kemarin sore. Ia pastinya bisa mencari alternatif saat pemain utamanya absen. Hanya, hal itu tak cukup menenangkan mengingat masalah Barca justru pada pemain yang tidak cedera.
Kebijakan rotasi Enrique memberi manfaat luar biasa bagi Barca musim lalu. Tim Catalan bisa mencapai periode akhir kompetisi dengan 23 pemain dalam kondisi bugar. Namun, badai cedera dan kepergian sejumlah pemain di bursa transfer membuat tangan Enrique kini seperti terikat.
Di pos gelandang, Barca hanya memiliki tiga gelandang sentral (Ivan Rakitic, Andres Iniesta, serta Sergi Roberto) dan dua gelandang bertahan (Ivan Rakitic dan Sergio Busquets) hingga Januari tahun depan. Rakitic-Busquets-Iniesta nyaris selalu dimainkan sebagai trio lini tengah, sementara Mascherano dan Roberto difungsikan di sektor pertahanan.
Kondisi lini depan lebih gawat. Trio Lionel Messi-Luis Suarez-Neymar seolah menjadi paket wajib di setiap laga. Khusus Suarez, pemain itu selalu tampil penuh dalam tujuh duel awal sebelum akhirnya diistirahatkan saat menghadapi Levante.
Kondisi Messi setali tiga uang. Enrique sudah belajar banyak untuk tidak mengistirahatkan sang bintang. Messi cuma dicadangkan pada babak pertama laga melawan Atletico karena alasan kelahiran anak keduanya. Jangan lupakan fakta bahwa Messi adalah pemain outfield dengan menit terbanyak di La Liga musim lalu (3.375 menit dalam 38 partai).
Beban semakin berat akibat karakter permainan masing-masing dan strategi yang diinginkan Enrique. Messi dan Neymar adalah pemain dengan jumlah dribel terbanyak di La Liga musim ini sebagaimana dilansir situs Whoscored.
Barca musim ini melepas 299 bola panjang alias hanya lebih sedikit dibandingkan Eibar (341) dan Deportivo (331). Kecenderungan itu membuat striker jadi lebih banyak berlari mengejar bola-bola daerah. Di sisi lain, Enrique juga menginstruksikan trio penyerang untuk sering turun menjemput bola hingga ke belakang garis tengah. Gaya bermain demikian tentu lebih menguras tenaga.
Mungkinkah kaki-kaki pemain Barca mulai lelah seperti yang diduga terjadi pada Suarez saat menghadapi Roma? Bisa jadi hal itu sekadar spekulasi. Hanya, yang jelas, produktivitas Barca pada awal 2015/16 bisa dibilang jauh menurun dibanding musim sebelumnya.
Barca cuma mengemas 15 gol dalam delapan partai resmi musim ini. Jumlah itu ialah yang paling rendah dalam periode yang sama sejak 2008/09.
Enrique mesti lebih cermat memberikan waktu istirahat bila kebugaran pemainnya memang mulai terganggu. Terlebih mengingat padatnya jadwal tim, termasuk dengan ajang Piala Dunia Klub pada bulan Desember.
Penulis: Andrew Sihombing
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Tabloid Olah Raga BOLA, Edisi 2.633 Kamis-Rabu 24-30 September 2015 |
Komentar