Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kerugian Tak Ternilai Sriwijaya FC

By Pipit Puspita Rini - Jumat, 9 Oktober 2015 | 17:43 WIB
Patrcih Wanggai, kurang mendapatkan dukungan maksimal suporter Sriwijaya FC.
Patrcih Wanggai, kurang mendapatkan dukungan maksimal suporter Sriwijaya FC.

Kubu Sriwijaya FC masih meradang. Laskar Wong Kito sepertinya belum legowo menyambut hasil 1-1 yang didapat pada leg pertama semifinal Piala Presiden melawan Arema Cronus, Sabtu (3/10/2015).

Jelang laga kedua yang akan berlangsung Minggu (11/10/2015), Manajer Sriwijaya, Robert Hery, menjanjikan luapan kemarahan itu akan ditimpakan kepada sang rival.

Hanya sayang mereka tak bisa bermain di kandang, Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang. Kabut asap masih menyelimuti Palembang yang menyebabkan jarak pandang terganggu sehingga pertandingan sepak bola tak bisa digelar di sana. 
"Ada banyak kerugian yang harus kami terima, misalnya kerugian yang bisa dihitung dan kerugian yang tidak bisa dihitung. Bagi kami kerugian yang tidak bisa dihitung nilainya itu adalah terpaksa harus bermain di luar Palembang. Ini membuat peluang kami mendapatkan dukungan suporter jadi tidak maksimal,"kata Robert Hery. 
Sebaliknya bagi Arema, jelas keuntungan karena jarak Malang ke Solo yang relatif dekat dan terjangkau membuat Aremania akan berduyun-duyun datang ke Stadion Manahan, Malang. Apalagi panpel Sriwijaya sudah berjanji tidak akan membatasi kuota untuk suporter tamu, Aremania.
Kemungkinan membludaknya suporter Aremania di Stadion Manahan, membuat peluang panpel Sriwijaya FC mengeruk keuntungan menjadi besar. Jika hal ini benar-benar terjadi, panpel Sriwijaya bisa menutupi ongkos penyelenggaraan pertandingan. 
"Namun bagi kami keuntungan itu tidaklah seberapa dibandingkan kerugian kami bermain tanpa dukungan maksimal suporter kami. Selain itu kami tidak bisa memuaskan kerinduan suporter pada tim ini. Ingat di delapan besar lalu atau bahkan selama Piala Presiden ini, hanya kami tim yang bermain di kandang cuma 15 menit saja," ungkap Robert Hery.

Sayang nya, mereka tak bisa menggelar laga kedua di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang. Kabut asap masih menyelimuti Palembang dan menyebabkan jarak pandang terganggu sehingga pertandingan sepak bola tak bisa digelar di sana. Pertandingan akan digelar di Stadium Manahan, Solo.

"Ada banyak kerugian yang harus kami terima, baik kerugian yang bisa dihitung maupun kerugian yang tidak bisa dihitung. Bagi kami, kerugian yang tidak bisa dihitung nilainya itu adalah terpaksa harus bermain di luar Palembang. Ini membuat peluang kami mendapatkan dukungan suporter jadi tidak maksimal," kata Robert. 

Bagi Arema, ini jelas keuntungan karena jarak Malang ke Solo yang relatif dekat dan terjangkau memudahkan Aremania untuk memberikan dukungan langsung. Apalagi, panpel Sriwijaya sudah berjanji tidak akan membatasi kuota untuk suporter tamu.

Kemungkinan membludaknya suporter Aremania di Stadion Manahan membuat peluang panpel Sriwijaya FC untuk mengeruk keuntungan menjadi besar. Jika hal ini benar-benar terjadi, panpel Sriwijaya bisa menutupi ongkos penyelenggaraan pertandingan.

"Namun, bagi kami keuntungan itu tidak lah seberapa dibandingkan kerugian kami bermain tanpa dukungan maksimal suporter kami. Selain itu, kami tidak bisa memuaskan kerinduan suporter pada tim ini. Ingat, di babak delapan besar lalu atau bahkan selama Piala Presiden ini, hanya kami tim yang bermain di kandang selama 15 menit," ucap Robert Hery.

Ikuti Liputan Khusus Piala Presiden 2015 di sini


Editor : Ary Julianto
Sumber : BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X