Kubu Sriwijaya FC masih meradang. Laskar Wong Kito sepertinya belum legowo menyambut hasil 1-1 yang didapat pada leg pertama semifinal Piala Presiden melawan Arema Cronus, Sabtu (3/10/2015).
Jelang laga kedua yang akan berlangsung Minggu (11/10/2015), Manajer Sriwijaya, Robert Hery, menjanjikan luapan kemarahan itu akan ditimpakan kepada sang rival.
Sayang nya, mereka tak bisa menggelar laga kedua di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang. Kabut asap masih menyelimuti Palembang dan menyebabkan jarak pandang terganggu sehingga pertandingan sepak bola tak bisa digelar di sana. Pertandingan akan digelar di Stadium Manahan, Solo.
"Ada banyak kerugian yang harus kami terima, baik kerugian yang bisa dihitung maupun kerugian yang tidak bisa dihitung. Bagi kami, kerugian yang tidak bisa dihitung nilainya itu adalah terpaksa harus bermain di luar Palembang. Ini membuat peluang kami mendapatkan dukungan suporter jadi tidak maksimal," kata Robert.
Bagi Arema, ini jelas keuntungan karena jarak Malang ke Solo yang relatif dekat dan terjangkau memudahkan Aremania untuk memberikan dukungan langsung. Apalagi, panpel Sriwijaya sudah berjanji tidak akan membatasi kuota untuk suporter tamu.
Kemungkinan membludaknya suporter Aremania di Stadion Manahan membuat peluang panpel Sriwijaya FC untuk mengeruk keuntungan menjadi besar. Jika hal ini benar-benar terjadi, panpel Sriwijaya bisa menutupi ongkos penyelenggaraan pertandingan.
"Namun, bagi kami keuntungan itu tidak lah seberapa dibandingkan kerugian kami bermain tanpa dukungan maksimal suporter kami. Selain itu, kami tidak bisa memuaskan kerinduan suporter pada tim ini. Ingat, di babak delapan besar lalu atau bahkan selama Piala Presiden ini, hanya kami tim yang bermain di kandang selama 15 menit," ucap Robert Hery.
Ikuti Liputan Khusus Piala Presiden 2015 di sini
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | BOLA |
Komentar