Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Djamal Azis Berharap pada Agum dan Luhut

By Firzie A. Idris - Kamis, 1 Oktober 2015 | 20:35 WIB
Djamal Azis, anggota Komite Eksekutif PSSI .
Djamal Azis, anggota Komite Eksekutif PSSI .

Djamal Asiz, anggota Komite Eksekutif PSSI berharap mantan Ketua Umum PSSI yang kini menjadi Ketua Dewan Pembina PSSI, Agum Gumelar, mampu mencarikan jalan agar PSSI dan FIFA bertemu langsung dengan Presiden. Rencananya, utusan dari FIFA akan mengunjungi Jakarta, Oktober ini.

Tujuan dari delegasi tersebut datang ke Jakarta adalah mendiskusikan mengenai sanksi FIFA dan syarat serta potensi pencabutannya dari sepakbola Indonesia. Diharapkan ada solusi, sehingga sepakbola Indonesia dapat diterima kembali dan mendapat manfaat dalam pergaulan internasional.
“Selain Pak Agum, kami juga berharap Menko Polkam Luhut Panjaitan mampu memembuka jalan. Selain masalah olahraga, jika kasus pembekuan ini berlarut-larut bisa merembet ke masalah keamanan,” kata Djamal. 
Sebaliknya, Djamal menolak jika delegasi FIFA dan PSSI nanti hanya bertemu dengan Menpora Imam Nahrowi. “Sikap dia sudah jelas soal ini, susah mencari jalan keluar lewat dia,” kata Djamal.
Sebelumnya sosok Maruara Sirait, politisi PDIP digadang-gadang mampu mencarikan jalan keluar. Perkembangan terakhir, Ara dianggap kurang mampu menjembatani keinginan PSSI dengan pemerintah. 
Jika upaya yang dilakukan PSSI bersama FIFA itu kembali mentok, maka bisa dipastikan pembekuan Menpora dan sanksi FIFA akan bertamabah lama. Hal ini berakibat setiap delegasi sepak bola PSSI yang dikirim ke federasi negara lain akan gugur. Hal tersebut sudah terjadi di Kinabalu, Malaysia. 
Tim Sepak bola Anak Indonesia (SBAI) yang mengikuti Turnamen Internasional Borneo Cup U-16 di Kinabalu, Malaysia, 20-24 September harus angkat koper. Tim SBAI harus pulang ke Indonesia karena sepak bola Indonesia dalam status sanksi FIFA. Padahal mereka sudah sempat bermain dan lolos ke semifinal.
“Ini menjadi pukulan bagi kita semua, tidak hanya PSSI. Apalagi produk sepakbola di anak-anak seperti ini adalah harapan. Dengan ikut turnamen itu mereka berharap nantinya menjadi pemain profesional,” kata Sekjen PSSI Azwan Karim, Jumat (25/9).
Dalam kasus ini juga sangat mengherankan karena federasi Malaysia masih saja mengundang PSSI, meski kondisi federasi sepak bola Indonesia saat ini tengah terkena sanksi FIFA. 

Tujuan dari delegasi tersebut di Jakarta adalah mendiskusikan sanksi FIFA dan syarat serta potensi pencabutannya dari sepak bola Indonesia. Diharapkan ada solusi, sehingga sepak bola Indonesia dapat diterima kembali dan mendapat manfaat dalam pergaulan internasional.

“Selain Pak Agum, kami juga berharap Menko Polkam Luhut Panjaitan mampu memembuka jalan. Selain masalah olahraga, jika kasus pembekuan ini berlarut-larut bisa merembet ke masalah keamanan,” kata Djamal. 

Sebaliknya, Djamal menolak jika delegasi FIFA dan PSSI nanti hanya bertemu dengan Menpora Imam Nahrowi. “Sikap dia sudah jelas soal ini, susah mencari jalan keluar lewat dia,” kata Djamal.

Sebelumnya, sosok Maruara Sirait, politisi PDIP digadang-gadang mampu mencarikan jalan keluar. Perkembangan terakhir, Ara dianggap kurang mampu menjembatani keinginan PSSI dengan pemerintah. 

Jika upaya yang dilakukan PSSI bersama FIFA itu kembali mentok, bisa dipastikan pembekuan Menpora dan sanksi FIFA akan bertambah lama. Hal ini berakibat setiap delegasi sepak bola PSSI yang dikirim ke federasi negara lain akan gugur. Hal tersebut sudah terjadi di Kinabalu, Malaysia. 

Tim Sepak bola Anak Indonesia (SBAI) yang mengikuti Turnamen Internasional Borneo Cup U-16 di Kinabalu, Malaysia, 20-24 September harus angkat koper. Tim SBAI harus pulang ke Indonesia karena sepak bola Indonesia dalam status sanksi FIFA. Padahal mereka sudah sempat bermain dan lolos ke semifinal.

“Ini menjadi pukulan bagi kita semua, tidak hanya PSSI. Apalagi produk sepakbola di anak-anak seperti ini adalah harapan. Dengan ikut turnamen itu mereka berharap nantinya menjadi pemain profesional,” kata Sekjen PSSI Azwan Karim, Jumat (25/9/2015).

Sebenarnya, kasus ini juga sangat mengherankan karena Federasi Malaysia masih saja mengundang PSSI, meski kondisi sepak bola Indonesia saat ini tengah terkena sanksi FIFA. 


Editor : Ary Julianto
Sumber : BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X