Situs Football Italia menulis, kegagalan mengalahkan Palermo dalam laga lanjutan Serie A di Stadion Renzo Barbera, Minggu (4/10), bakal mengakhiri karier Rudi Garcia sebagai pelatih AS Roma. Nama Carlo Ancelotti sudah digadang-gadang bakal mengggantikan pelatih asal Prancis itu.
Roma mengawali Serie A 2015/16 dengan penampilan kurang memuaskan. Hingga pekan keenam, I Giallorossi berada di peringkat keenam dengan raihan poin 11 dari hasil tiga kali menang, dua kali seri, dan sekali kalah.
Kekalahan I Lupi 2-3 dari BATE Borisov dalam matchday kedua Grup E Liga Champion, Selasa (29/9), telah memberikan lebih banyak tekanan pada Garcia.
La Gazzetta dello Sport melaporkan bahwa Garcia akan menjalani pengadilan di Renzo Barbera. Hasil kurang dari tiga poin di kandang Palermo dapat mengakibatkan pemecatan dirinya.
Lebih jauh La Gazetta dello Sport menulis bahwa Presiden AS Roma James Palotta tidak puas dengan kinerja Garcia dan ia dikabarkan tidak ragu untuk memecat sang pelatih. Meski untuk itu Roma mesti membayarkan uang kompensasi pemecatan yang besar yakni 17 juta euro karena kontrak Garcia baru berakhir pada Juni 2018.
La Gazetta dello Sport pun mengungkapkan, Carlo Ancelotti dan Antonio Conte menjadi kandidat pengganti Garcia. Ancelotti berpeluang lebih besar mengisi posisi pelatih di Roma karena sejak diberhentikan dari Real Madrid, ia belum bekerja lagi. Ancelotti juga pernah menyatakan bahwa Roma adalah salah satu tim yang ingin dia latih.
Sementara itu, Conte tengah menangani tim nasional Italia. Isu pemecatan Garcia sendiri sempat dibantah Direktur AS Roma Mauro Baldissoni. Menurut Baldissoni, seluruh jajaran staf pelatih dan direksi, dalam suasana yang hangat, kondusif dan tengah berbahagia dengan keadaan tim saat ini.
“Musim ini baru berjalan enam pertandingan dan tim ini tampil dengan sangat baik di beberapa kesempatan. Mereka hanya tidak beruntung saat menghadapi Sampdoria (kalah 2-1, red.),” ujar Baldissoni seperti dikutip Football Italia.
“Roma memiliki poin lebih sedikit dibanding dari yang kami harapkan pada tahapan sekarang. Namun, sejumlah pertandingan menghadirkan insiden. Kami harus memikirkan tentang pertandingan yang saat ini dan yang akan datang, tapi membicarakan mengenai seorang pelatih yang berada di ambang (pemecatan), sungguh tidak masuk akal,” kata Baldissoni. ( jos)
Editor | : | |
Sumber | : | Harian 3 Oktober 2015 |
Komentar