Dana sebesar 38 juta euro (618,4 miliar rupiah) digunakan AC Milan buat mereparasi lini depan mereka musim ini.
Il Diavolo Rosso (Setan Merah) membelanjakan 30 juta euro untuk memboyong Carlos Bacca dari Sevilla, sementara delapan juta sisanya dipakai sebagai mahar meminang Luiz Adriano dari Shakhtar Donetsk.
Bacca dan Adriano diharapkan Milan muncul sebagai solusi problem utama mereka musim lalu, yaitu miskin peluang.
Hanya, kehadiran Bacca serta Adriano belum memberikan perbaikan signifikan.
Dalam tiga laga Serie A 2015/16, Il Diavolo masih terlihat kesulitan menciptakan peluang emas.
Bahkan, jika seandainya klasemen Serie A mengacu pada jumlah tembakan ke gawang, Milan akan berada di zona degradasi, tepatnya posisi ke-20!
Berdasarkan statistik yang dimuat La Gazzetta dello Sport, penggawa Il Diavolo sejauh ini baru tujuh kali melepas tembakan tepat sasaran.
Hanya ada tiga tim Serie A yang gagal mencatat jumlah tembakan ke gawang sebanyak dua digit, yakni Milan (7), Bologna (9), dan Empoli (9).
Sementara itu, posisi lima teratas tabel tim pencetak tembakan ke gawang terbanyak diisi oleh Lazio (19), Torino (18), Sassuolo (17), Roma (17), Sampdoria (17).
Salah satu alasan yang dikemukakan La Gazzetta terkait minimnya peluang Milan adalah fakta skuat asuhan Sinisa Mihajlovic tersebut memainkan formasi 4-3-1-2.
Keberadaan trequartista (penyerang lubang) menyebabkan bola jarang sampai ke kaki Bacca maupun Adriano. Salah satu tugas trequartista memang adalah memperlambat tempo permainan.
Figur seperti Keisuke Honda, Suso, atau Giacomo Bonaventura paham cara melambatkan ritme laga. Di sisi lain, mereka tak punya cukup fantasi dan kecepatan untuk menaikkan lagi tempo permainan Il Diavolo.
Penulis: Sem Bagaskara
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 17 September 2015 |
Komentar