Beatrice Gumulya/Jessy Rompies berhasil menjadi juara ganda Sirkuit Tenis Internasional PGN Indonesia.
Di final, Beatrice/Jessy menundukkan pasangan Haine Ogata (Jepang)/Dhruthi Tatacar Venugopal (India), 6-4, 7-6 (4) di Lapangan Tenis Elite Club Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Sabtu (3/10).
“Dari awal, kami memang menargetkan juara untuk menambah angka demi memperbaiki peringkat kami,” kata Beatrice.
Ini adalah gelar kedua mereka setelah seri sebelumnya juga menjadi juara di Solo.
Partai final berlangsung seru, terutama pada set kedua. Ketika terjadi tie break, Bea/Jessy sempat merasa dirugikan sehingga tertinggal 1-4.
“Saya mendengar raket mereka dua kali menyentuh bola, tetapi dibiarkan oleh wasit,” kata Jessy.
Kemudian giliran pasangan gado-gado Jepang-India yang merasa dirugikan sehingga kedudukan tie break menjadi 3-4.
Bola yang dianggap Ogata/Venugopal masuk di lapangan pasangan Indonesia, dinyatakan keluar oleh wasit. Hal ini seperti memengaruhi permainan Ogata/Venugopal dan menjadi titik balik kebangkitan Beatrice/Jessy.
Beatrice/Jessy yang sudah berpasangan sejak 2008 berhasil bangkit dan menutup set kedua dengan memenangi tie break, 7-4.
“Kami dirugikan dan diuntungkan, kuncinya hanya fokus pada pertandingan dan berusaha keras agar tak perlu super tie break,” kata Beatrice.
Dalam aturan turnamen, jika terjadi set ketiga maka harus diselesaikan dengan super tie break atau tie break hingga mencapai angka sepuluh.
Merasa dirugikan keputusan wasit, pasangan ini menjadikannya sebagai cambuk untuk kembali fokus pada setiap angka.
“Syukurlah, kami tak perlu menjalani super tie break sepanjang turnamen ini,” kata Jessy.
Berikutnya, mereka akan mencoba berlaga di Thailand Terbuka dua pekan mendatang.
“Kami belum tahu bagaimana nanti. Kalaupun bisa masuk pasti harus lewat babak kualifikasi,” kata Beatrice.
Turnamen di Thailand memang lebih tinggi dan berhadiah total 15 ribu dolar, sementara seri di Indonesia masuk kategori 10 ribu dolar.
Tsuji Juara Tunggal
Di nomor tunggal, gelar juara menjadi milik petenis Jepang, Kanami Tsuji, yang menundukkan juara seri Solo asal Belanda, Chayenne Ewijk, 6-3, 6-4.
“Saya sempat kehilangan fokus pada awal gim. Kemudian saya mencoba menata kembali kepercayaan diri dan berhasil,” kata Tsuji.
Dia mengakui lapangan di Epicentrum lebih cocok baginya dibanding ketika bermain di Solo.
“Di sini lapangannya lebih lambat, saya suka. Di Solo, selain cepat, lapangannya juga lebih licin,” tutur Tsuji.
Tsuji mengaku gugup menghadapi pertandingan final.
“Saya senang akhirnya bisa menjadi juara,” tuturnya.
Berikutnya Tsuji mengincar tampil di turnamen kategori 50 ribu dolar di Shuzou, Cina, 19 Oktober nanti.
Ewijk mengucapkan selamat kepada lawannya. “Saya harap dia sukses di turnamen-turnamen berikutnya. Setelah ini, saya akan berlibur ke Bali. Indonesia sangat bersahabat dengan saya,” kata Ewijk.
Penulis: Roosyudhi Priyanto
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA, Senin 5 Oktober 2015 |
Komentar